Ironi TK Terpadu di Provinsi Terkaya Riau, Orangtua Diminta Belikan Meja dan Kursi

Loading

PEKANBARU (IndependensI.com) – Sejumlah murid baru sekolah Taman Kanak kanak (TK) Melati Terpadu di Desa Punti Kayu, Dusun Serangge Pabrik, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu – Riau belajar dengan fasilitas yang sangat memprihatinkan. Semua serba minim, sehingga orang tua murid harus turun tangan membantu sekolah. Sekolah TK Terpadu milik pemerintah tersebut tidak difasilitasi meja belajar oleh pihak sekolah.

Memprihatinkan memang, namun itulah fakta yang masih banyak di temui di berbagai pelosok negeri ini. Nah, untuk memperlancar proses belajar mengajar di Desa Punti Kayu tersebut, maka orang tua harus merogoh kocek untuk menyediakan sendiri meja belajar pada anak mereka. Harganya mungkin tidak seberapa, bagi orang tertentu, namun bagi keluarga yang pas-pasan tentu agak berat.

Perihal pengadaan meja dan kursi untuk anak-anak TK Terpadu tersebut diakui oleh Kepala Sekolah TK Melati Terpadu yaitu Yansiska Siregar. “Benar, memang kami minta kepada orang tua murid karena pihak sekolah dan desa tidak menyediakan fasilitas itu. Cuma ada ruangan dan fasilitas pendukung lainnya, sedangkan meja dan kursi tidak tersedia,” kata Yansiska Siregar kepada IndependensI.com di Peranap, Rabu (12/7/2017)

Dijelaskan Yansiska, bahwa murid TK tidak difasilitasi meja belajar dan bangku karena tidak ada dana dari Kepala Desa. “Hanya gedung sekolah yang ada, namun fasilitas yang lain seperti meja belajar, bangku dan segala keperluan proses belajar mengajar tidak ada.

Yansiska juga sebut bahwa Kepala Desa tidak perduli pada pendidikan murid TK, sebab tidak pernah ada koordinasi antara Kepala Desa dan Kepala Sekolah. “Kepala Desa tak pernah datang meninjau apa keperluan sekolah” katanya

Jhon Sianipar salah satu orang tua siswa TK membenarkan bahwa setiap orang tua wajib bawa meja belajar ke sekolah TK. “Benar orang tua diminta untuk sediakan sendiri meja belajar untuk anak,” katanya.

Bagaimana pun setiap orang tua menginginkan anaknya bisa belajar dengan fasilitas yang baik dan memadai, karena ini menyangkut masa depan anak. Daripada tidak bisa belajar dengan baik, maka para orangtua harus menyediakan sendiri meja dan kursi buat anak-anaknya.

Provinsi Riau yang termasuk salah satu provinsi terkaya di Indonesia karena hasil tambang minyak dan hasil pertanian, khususnya kelapa sawit ternyata tidak menjadi patokan bahwa fasilitas pendidikan untuk anak-anak terjamin sudah baik.

Demikian pula dengan tingginya anggaran pendidikan yang dialokasikan di APBN tidak otomatis fasilitas di sekolah-sekolah di negeri ini menjadi merata dan memadai. Ironis memang. (IndependensI.com/Mangasa Situmorang)