Indonesia-Fiji Perkuat Hubungan Kerjasama Bilateral Terkait Isu Perempuan dan Perlindungan Anak

Loading

FIJI (IndependensI.com) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise (kanan) menerima cinderamata dari Menteri Perempuan Anak dan Pengentasan Kemiskinan Republik Fiji H.E. Madam Mereseini Vuniwaqa (kiri) setelah penandatanganan MoU terkait pemberdayaan perempuan di Fiji, Jumat (22/6/2018). Mou ini bertujuan untuk perkuat hubungan kerja sama kedua negara, khususnya terkait isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di kedua negara.

“Selama ini, pemerintah Fiji berkomitmen kuat dalam mengembangkan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Untuk itu melalui penandatanganan ini, kedua negara sepakat memperpanjang dan mengamandemen MoU yang telah disepakati sebelumnya dengan memperluas cakupan kegiatan kerjasama Indonesia dan Fiji, “ ujar Yohana.

Dalam acara penandatanganan amandemen MoU yang dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Fiji. Sejak 2013,  Pemerintah Indonesia melalui Kemen PPPA telah menjalin hubungan kerja sama dengan Kementerian Perempuan, Anak dan Pengentasan Kemiskinan (Kemen PAPK) Fiji.

Kerjasama tsb telah menghasilkan banyak kegiatan bersama seperti pelatihan, perencanaan dan penganggaran responsif gender (PPRG) bagi pemerintah Fiji dan pertemuan rutin kelompok kerja bersama baik yang diadakan di Fiji maupun Indonesia.

Yohana menegaskan , pesatnya perkembangan ekonomi dunia saat ini  tentunya tidak luput dari peran perempuan di dalamnya. Oleh karena itu, dorongan partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi dengan memacu produktivitas, menghadirkan pasar tenaga kerja perempuan guna berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang telah disepakati dunia melalui PBB yang menekankan pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak.

Ia menambahkan, saat ini perempuan masih sering terhambat dalam memenuhi potensi mereka di berbagai sektor, termasuk di bidang ekonomi. Banyak perlakuan diskriminatif dan ketidaksetaraan gender yang dialami perempuan.

Untuk itu perlu adanya dorongan dukungan dari banyak pihak bagi kaum perempuan, yaitu dengan mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, sebagai salah satu dari 17 sasaran SDGs untuk mencapai target pembangunan pada 2030.

Dalam kesempatan lain, Yohana juga menghadiri acara pembukaan “Fiji National Women Expo 2018.” Acara ini menghadirkan 340 perempuan pengrajin Fiji dan sekitarnya yang memamerkan hasil kerajinan seperti anyaman, aksesoris, hingga virgin coconut oil (VCO).

Selanjutnya Mama Yo mengunjungi sekaligus sekaligus berbincang-bincang dengan para perempuan di  Center of Excellence Makoi Women’s Vocational Training Centre (MWVTC) yang merupakan tempat pelatihan bagi para perempuan kelompok rentan, seperti perempuan kepala keluarga, perempuan dengan ekonomi dan pendidikan rendah.

“Saya bangga dan sangat senang berada di sini dan menjadi bagian dari acara “Fiji National Women Expo 2018” yang telah berhasil membawa ratusan perempuan Fiji untuk memamerkan produk mereka, menunjukkan keahlian mereka dan membangun hubungan baru.

Saya harap kunjungan ini dapat memperkuat komitmen sekaligus mempererat hubungan baik antara Indonesia dan Republik Fiji dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan di dua negara tersebut. Saya juga akan mengundang delegasi Fiji untuk menghadiri Workshop Gender dan Perubahan Iklim serta FGD Pembuatan Bahan Modul bagi penggerak PPRG Fiji di Indonesia pada tahun ini,” tutup Yohana.