Penyidik senior KPK, Novel Baswedan
Novel Baswedan. (foto istimewa)

Novel Baswedan Kembali Kerja, Wadah Pegawai KPK Tetap Harap Jokowi Bentuk TGPF

Loading

JAKARTA (IndependensI.com)   Ada kabar gembira untuk para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kabar gembira itu datang dari salah satu Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan yang akan kembali bekerja pada hari Jumat tanggal 27 Juli 2018.

Sudah hampir 16 bulan semenjak tragedi penyiraman air keras pada tanggal 11 April 2018, Novel tidak lagi bersama-sama dengan pegawai KPK dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyidik. Novel harus absen mengungkap dan menuntaskan kasus-kasus korupsi karena fokus operasi-operasi penyembuhan matanya.

“Wadah pegawai KPK menyambut hangat kembalinya novel bekerja,” ujar Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap, melalui keterangan tertulis, Selasa (24/7/2018).

Yudi menuturkan, kembalinya Novel bekerja merupakan energi tambahan bagi pegawai KPK yang rindu sepak terjang Novel selaku Kasatgas Penyidikan.

Dia menduga, Novel tidak akan bekerja seoptimal dulu ketika matanya masih normal, namun semangatnya yang tak pernah padam akan menjadi pemacu pegawai KPK untuk lebih giat memberantas korupsi. Apalagi Novel akan bekerja berdampingan kembali dengan pegawai KPK.

Saat ini kondisi mata Novel menurut hasil diagnosa dokter yang merawatnya, mata kiri mengalami kerusakan 100% sementara mata kanan mengalami kerusakan 50% akibat air keras yang disiram ke matanya.

“Wadah pegawai memohon doa kepada seluruh rakyat Indonesia agar Novel diberikan keajaiban dalam penyembuhan matanya,” ucap Yudi.

Selanjutnya, pegawai KPK akan menyambut kedatangan Novel di hari pertamanya bekerja di lobi Gedung KPK. Belum tertangkapnya pelaku penyiraman Novel serta motif dibelakangnya akan menjadi perhatian bagi Wadah Pegawai KPK untuk memastikan keselamatan Novel ketika berangkat, selama bekerja dan pulang dari kantor.

Terakhir, Wadah Pegawai KPK tidak pernah putus harapan kepada Presiden Jokowi untuk mau membentuk TGPF pelaku penyiraman Novel. “Sebab sudah 16 bulan peristiwa tersebut tidak terungkap mengindikasikan bahwa pelaku sangatlah canggih karena mampu menutupi jejaknya,” ucap Yudi.(BM/ist)