BANYUWANGI (Independensi.com) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan keyakinannya bahwa Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan menjadi produsen andalan untuk bawang putih di Tanah Air sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor.
“Ini mantap, baru tanam langsung menunjukkan hasil yang luar biasa. Kita berharap lahan bawang putih di Banyuwangi bisa meningkat jadi ribuan hektare untuk mendukung swasembada pertanian seperti instruksi Presiden Jokowi,” ujar Amran saat memanen bawang putih bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Kamis (22/3/2018).
Banyuwangi mulai mengembangkan lahan bawang putih seluas 116 hektare di Desa Tamansari pada November 2017 bermitra dengan swasta, dan bakal ditingkatkan menjadi 145 hektare. Produktivitasnya cutup tinggi, yakni 15 ton per hektare. Sehingga dalam setahun daerah itu menghasilkan 4.000 ton bawang putih basah.
Mentan menjelaskan jenis bawang yang ditanam adalah lumbu hijau dan lumbu kuning dengan kualitas lebih baik daripada impor. Meskipun ukurannya lebih kecil, rasanya lebih tajam.
Amran memuji kualitas bawang produksi Banyuwangi itu karena satu siung bawang putih sama dengan lima siung bawang putih impor. “Bawang putih Banyuwangi ini lebih oke dibanding yang impor. Bawang putih ini rasanya lebih tajam, bahkan pihak China saja tertarik untuk membuatnya jadi minyak bawang putih karena kualitasnya yang bagus,” katanya.
Melihat hasil panen di Banyuwangi, Amran optimistis Indonesia bisa cepat mengejar target swasembada bawang putih. Mengingat untuk mencukupi kebutuhan nasional, Indonesia hanya membutuhkan lahan seluas 60 ribu hektare saja.
“Ini masalah kemauan saja. Butuh lahannya sedikit. Saya minta Pak Azwar Anas (bupati Banyuwangi) membantu mengembangkan lahan bawang putih, apalagi agro climate-nya sangat cocok,” katanya.
Sementara Bupati Abdullah Azwar Anas menyatakan siap mendukung program pencapaian swasembada bawang putih. Dia menjelaskan, lahan bawang putih di Banyuwangi merupakan lahan hak guna usaha (HGU) yang telantar enam tahun. Penanaman bawang putih di lahan tersebut merupakan cara efektif untuk mendukung swasembada bawang putih.
“Cara ini bisa menjadi contoh pemanfaatan lahan HGU idle menjadi produktif. Saya sampaikan juga ke Pak Menteri Pertanian, tinggal cek HGU yang tak produktif di semua daerah, digerakkan tanam komoditas yang kejar target swasembada. Pemerintah bersama pengusaha bisa berkolaborasi,” ujarnya.
Selama sesuai pemanfaatan ruang, kata Anas, pihaknya mendukung, seperti di Desa Licin ini, bawang putih menggeliatkan ekonomi, tapi tegakan pohon di mayoritas lahan miring harus dijaga agar tidak timbul masalah.
Banyuwangi juga mendapatkan keuntungan dengan dibukanya pertanian bawang putih. Salah satunya penyerapan tenaga kerja yang mencapai 1.000 orang. “Ini sangat padat karya sesuai kebijakan Presiden Jokowi,” kata Anas. (ant)