BANYUWANGI (IndependensI.com) – Masa panen yang menumpuk pada bulan tertentu mengakibatkan banyak petani yang mengeluh akibat harga jeruk yang terlalu murah. Untuk membantu permasalahan petani Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balitjestro mengadakan Pelatihan Bujangseta Jeruk bagi petani di Kebun Percontohan milik petani di Desa Plampangrejo kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (13/09/2018).
80 peserta yang terdiri dari petani di sekitar Kecamatan Cluring, Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Gambiran, antusias mengikuti kegiatan ini. Bujangseta merupakan teknologi membuahkan jeruk berjenjang sepanjang tahun.
Kabid Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Khoiri menyampaikan bahwa dengan kegiatan ini petani diharapkan merubah cara budidaya dengan mengadopsi teknologi Bujangseta. Harga jeruk di yang sempat jatuh di masa panen raya saat ini sudah mulai merangkak naik dan memberikan keuntungan bagi petani.
Adanya Bujangseta diharapkan mampu merubah masa panen sehingga tidak menumpuk di bulan tertentu untuk menghindari jatuhnya harga. Beberapa petani yang telah mengaplikasikan bujangseta sekarang sudah merasakan hasilnya dengan panen mencapai 4-5 kali dalam setahun. Dengan melihat hasil tersebut petani siap untuk menularkan ilmu kepada petani lainnya untuk diadopsi dalam membudidayakan jeruk.
Sementara itu penanggung jawab penelitian Bujangseta, Ir Arry Supriyanto, M.S menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada petani untuk dapat mengadopsi teknologi ini dalam membudidayakan jeruknya.
Keunggulan dari Bujangseta sendiri adalah pembuahan dapat diatur sehingga dapat menghindari panen raya yang mengakibatkan jatuhnya harga. Selain itu buah yang dihasilkan berkualitas premium, ujarnya.