JAKARTA (IndependensI.com) – Ahoker, sebutan untuk para pendukung Basuki Tjahaja Purnama, berkumpul di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo, Jakarta, Kamis (24/1/2019). Mereka mengadakan doa bersama lintas agama untuk merayakan bebasnya Ahok.
Ahok, yang sekarang ingin dipanggil dengan sebutan BTP, bisa kembali menghirup udara bebas setelah menjalani hukumannya di rumah tahanan negara yang ada di Markas Komando Korps Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Jakarta.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu mendekam di balik jeruji besi selama satu tahun, delapan bulan, dan 15 hari. Sebelumnya, dia divonis dua tahun penjara setelah dinyatakan bersalah dalam kasus penistaan agama terkait pernyataannya soal surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu.
Puluhan Ahoker berkumpul di depan Mako Brimob sekadar untuk melihat idolanya keluar. Namun hingga lepas tengah hari, Ahok tidak juga terlihat. Beberapa saat kemudian barulah dipastikan bahwa mantan bupati Belitung Timur itu sudah keluar sejak pagi dan langsung pulang ke rumahnya di kawasan Pluit.
Para Ahoker kemudian berkumpul di Kalijodo untuk merayakan kebebasan Ahok. Mereka sempat berharap bisa bertemu dengan idolanya tapi harapan itu gagal terwujud. Ahok berada di rumahnya bersama keluarga dan kerabatnya untuk kebaktian pengucapan syukur. Meski gagal bertemu Ahok, para Ahoker tidak kecewa.
“Ide untuk acara hari ini sifatnya sangat spontan. Persiapannya hanya satu hari. WAG (WhatsApp Group) baru dibentuk kemarin pagi jam 10.52. Meski kasak-kusuk, curhat-curhat kecil atas kegelisahan untuk mengekspresikan rasa syukur atas bebasnya BTP memang sudah lama terlontar. Lalu hilang karena masing-masing sibuknya dengan kegiatan masing,” kata salah seorang Ahoker, Ratih Ibrahim.
“Kami ini menyatu, menjadi satu, akrab dan menjadi saudara satu sama lain, karena kesamaan rasa. Dasarnya adalah rasa cinta, respek yang sangat, dan kesetiaan kepada BTP,” ujar alumnus Universitas Indonesia itu.
Sekitar 200-300 orang berkumpul di Kalijodo dalam acara yang digagas Peter F Momor dan diketuai Sylvia D Soembarto. Kalijodo terkenal sebagai lokasi prostitusi sejak zaman penjajahan Belanda. Namun Ahok berhasil mengubahnya menjadi ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh warga Jakarta untuk rekreasi.
“Yang datang adalah teman-teman yang sayang BTP. Baik Ahoker militan, juga masyarakat biasa yang ingin datang. Bahwa niat datang, padahal sebelumnya hujan, kemudian panas buanget, dan gembira bersama di sana, ngobrol, menyanyi, joget bersama, bagi saya ini luar biasa. Kami semua mengekspresikan kegembiraan dan rasa syukur,” ujar sarjana psikologi UI Angkatan 84 itu.
Pada beberapa kesemptan, Ahok mengatakan ingin menjauh dulu dari hiruk pikuk politik nasional. Ahoker menghormati keinginan tersebut.
“Harapan umum Ahoker bagi BTP ada banyak, sekaligus nyaris tidak ada. Saat ini kami sudah sangat bahagia BTP bebas murni. Kami ingin BTP bahagia, sehat, menjadi pulih dulu. Biar BTP istirahat dulu, dan menuntaskan rasa rindu ke keluarganya,” kata Ratih.
“Yang utama adalah BTP kembali menjalani hidupnya secara normal. Yang lain-lain nanti saja dulu. Ahoker tahu diri kok,” ujarnya.