Bamsoet: Manfaatkan Secara Maksimal Dana Insentif Desa Rp10 T untuk Tangani Sampah Plastik

Loading

Jakarta (Independen.Com)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Soesatyo mengharapkan masyarakat desa mampu memanfaatkan secara maksimal Dana Insentif Desa (DID) yang akan dikucurkan pemerintah terutama untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik.
Harapan tersebut disampaikan Bambang seusai melantik ribuan kader dan saksi Tim Pemenangan Bambang Soesatyo Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Senin (23/2/2019).
Menurut Bambang pada 2019 ini DPR bersama Presiden Joko Widodo mulai mengalokasikan DID Rp10 trilun. “DID itu bagian dari transfer ke daerah dan dana desa 2019 yang totalnya di APBN 2019 mencapai 826,77 triliun.”
Dikatakannya DID untuk tahun ini difokuskan untuk penanganan sampah. “Jadi pemda bisa memanfaatkannya untuk membuat bank sampah (waste bank) di sekolah atau pedesaan.”
Oleh karena dia pun mendorong masyarakat menyerahkan sampah rumah tangga yang sudah dipisah dalam beberapa kategori, seperti plastik, kaca, logam, dan kertas kepada Bank Sampah yang nanti akan membayarnya.
“Upaya ini sekaligus membiasakan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan,” katanya seraya menyebutkan bank sampah penerima nantinya akan menjual lagi ke pelaku industri kreatif maupun ke perusahaan asal limbah plastik untuk diolah lebih lanjut.
“Sehingga sampah-sampah itu tidak mencemari lingkungan. Tapi malah bisa dimanfaatkan jadi bahan baku industri, dan dapat diolah menjadi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” tutur Bamsoet demikian biasa dia disapa.
Dia mengakui sampah plastik umumnya sulit diurai mikroorganisme, sehingga mencemari lingkungan hingga jutaan tahun. “Butuh dukungan masyarakat agar Indonesia bisa mengurangi sampah plastik hingga 70 persen pada 2025.”
Dikatakannya pengurangan plastik digencarkan juga di berbagai industri seperti di supermarket. Apalagi laporan Bank Dunia menyebutkan dari 3,2 juta ton sampah plastik yang dihasilkan Indonesia setiap tahunnya, 87 persen dibuang ke laut.
Indonesia pun menjadi pencemar sampah plastik kedua terbesar dunia setelah China. Kondisi memprihatinkan sudah terlihat seperti di Bali. Bahkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melaporkan 70 persen sampah di Teluk Ambon didominasi sampah plastik.
Disebutkan Bamseot untuk mengurangi sampah plastik, DPR pun mendukung upaya pemerintah menggencarkan berbagai penelitian untuk memanfaatkan sampah plastik, selain melalui Dana Insentif Desa.
Tahun lalu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah berhasil membuat aspal dari limbah plastik. “Uji coba sudah dilakukan di beberapa daerah seperti Bali, Bekasi, dan Cilegon. Jika sukses dan bisa diterapkan secara massal, Indonesia akan bergerak lebih maju dibanding negara lainnya dalam menjaga bumi dari serangan sampah plastik,” pungkas Bamsoet. (M Juhriyadi)