SEMARANG (IndependensI.com) – Sistem Informasi Belajar Intensif Mandiri Bidang Konstruksi Siap Gapai Pekerjaan (SIBIMA KONSTRUKSI SIGAP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan penghargaan TOP 99 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) untuk Kategori Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Dengan keberhasilan tersebut, SIBIMA masuk tahapan penilaian selanjutnya yakni TOP 45 SINOVIK.
Penghargaan diserahkan oleh Menteri Pendayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Syafrudin kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dalam penilaian TOP 99 Sinovik, jumlah proposal yang didaftarkan sebanyak 3.156 proposal melalui sistem online Sinovik. Jumlah ini lebih banyak jika di bandingkan dengan tahun sebelum 2018 yaitu sebanyak 2.824. Sementara di tahun 2019 total pendaftar sebanyak 13.214 inovasi publik.
“Kami mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan dan menjadi pemacu bagi kami untuk terus meningkatkan pelayanan yang diberikan melalui SIBIMA KONSTRUKSI SIGAP. Kelebihan dari SIBIMA yakni Pertama SIBIMA menjawab persoalan dari sisi kesempatan kerja, kedua mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan ketiga mendukung program pemerintah Kartu Pra-Kerja. Ketiganya sangat sinergi dengan SIBIMA sehingga kami optimis dapat masuk TOP 45,”kata Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin beberapa waktu lalu.
SIBIMA KONSTRUKSI SIGAP merupakan inovasi Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Konstruksi dalam mengembangkan sistem pelatihan jarak jauh / distance learning keahlian bidang konstruksi bagi masyarakat dan mahasiswa fakultas teknik tingkat akhir. Hanya dengan menggunakan jaringan internet mahasiswa tingkat akhir maupun masyarakat dapat mengikuti pelatihan dimanapun dan kapanpun, tanpa tatap muka.
Sekretaris Ditjen Bina Konstruksi Dewi Chomistriana menjelaskan ada tiga target kelompok SIBIMA yakni mahasiswa yang akan lulus, baru lulus dan tenaga ahli. “Bagi mahasiswa yang akan lulus, kita telah melakukan program link and match dengan perguruan tinggi yang memadukan antara modul-modul SIBIMA dengan kurikulum mereka. Target kedua yakni fresh graduate menjadi sasaran karena belum memiliki pekerjaan dan mereka butuh sertifikat kompetensi untuk bekerja. Dan ketiga adalah tenaga ahli yang harus kita dorong untuk tetap memiliki kompetensi sesuai perkembangan zaman,” ucap Dewi.
Saat ini SIBIMA memiliki empat bundling program SIGAP. Pertama adalah SIBIMA-SKPI yang mendorong mahasiswa untuk memiliki kompetensi bidang jasa konstruksi yang terstandardisasi standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) dengan manfaat mendapat Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Kedua SIBIMA-SKA yang mendorong fresh graduate untuk memiliki sertifikat Ahli Muda. Sertifikat SIBIMA bermanfaat sebagai “tiket” memperoleh Sertifikat keahlian (SKA).
Ketiga adalah SIBIMA-Rekrutmen yang mendorong badan usaha jasa konstruksi (BUJK) bersinergi menggunakan SIBIMA sebagai salah satu alat seleksi calon pegawai. Keempat adalah SIBIMA-CPD yang mendorong tenaga ahli pemilik SKA untuk melaksanakan program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan guna memelihara kompetensi.
Bagi mahasiswa, setelah mengikuti pelatihan para peserta akan mendapatkan sertifikat Distance Learning SIBIMA (DL-SIBIMA) yang dapat dijadikan masukan untuk Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) maupun untuk mendapatkan sertifikat kompetensi SKA. Sementara bagi tenaga ahli, sertifikat tersebut akan memudahkan dalam mengumpulkan nilai angka kredit. Bagi badan usaha jasa konstruksi (BUJK), adanya sertifikat tersebut dapat menjadi alat uji komplementer rekrutmen pegawai BUJK yang berkulitas dan siap kerja.
Jumlah sertifikat DL-SIBIMA yang diterbitkan terus bertambah, pada periode 2015 sebanyak 1.789 orang, tahun 2016 sebanyak 1.907 orang, tahun 2017 sebanyak 14.214 orang, dan tahun 2018 sebanyak 20.137 orang.