JAKARTA (IndependensI.com) – Potensi kedelai di Indonesia harus terus didorong karena kedelai lokal Indonesia memiliki kualitas dan nilai gizi yang lebih tinggi. Petani di beberapa daerah masih antusias menanam kedelai karena kebutuhan kedelai tidak pernah berkurang.
Terbukti, di beberapa wilayah saat ini sedang memasuki musim panen kedelai. Salah satunya di Sumatera Utara pada hari jumat (2/8) lalu di Desa Banyumas Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat dilaksanakan panen kedelai bersama untuk kedelai Varietas Devon I seluas 1 Hektar bersama Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi), Amiruddin Pohan, Balai Litbangtan Sumatera Utara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, Dandim 0203 Langkat, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Peneliti, Penyuluh serta petani penangkar benih kedelai.
Menurut Direktur Akabi Amiruddin Pohan, Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung penuh upaya peningkatan produksi kedelai. Secara nasional, di tahun 2019 ini Kementan mengalokasikan bantuan budidaya kedelai seluas 1 juta hektar. Ini membuktikan bahwa kami berkomitmen mewujudkan swasembada kedelai.
“Kalau produksi kedelai kita melimpah, kita tidak akan ketergantungan lagi ke negara lain,” tegas Amirudin di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Sebagai langkah konkrit, jelas Amiruddin, seperti di lokasi Desa Banyumas ini, Kementan menyiapkan bantuan benih unggul kedelai bersertifikat seluas 6 hektar, dengan varietas masing-masing Devon I seluas 2 hektar, Anjasmoro 2 hektar dan Dega 2 hektar.
“Pengawalan juga dilakukan BPTP Sumut untuk produksi benih sumber dan mengembangkan kemampuan calon penangkar benih kedelai,” jelasnya.
Sementara itu, Bunyamin selaku ketua kelompok tani penangkar petani menyatakan produktivitas yang dihasilkan saat ini mencapai rata-rata 0,7 ton/ha. Adapun harga jual benih Rp 12.000/Kg.
“Terima kasih kami sampaikan kepada pemerintah yang telah melakukan pendampingan, namun kami juga berharap setelah ini pemerintah ikut membantu akses pemasaran hasil benih kedelainya,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, Nasiruddin menuturkan kurun waktu lima tahun terakhir, minat petani untuk bertanam kedelai menurun. Hal ini disebabkan masalah harga jual yang menurun.
“Namun saya optimis melalui kegiatan serta bantuan benih ini dapat membangkitkan kembali semangat petani untuk melakukan budidaya kedelai sehingga kedelai dapat kembali menjadi komoditas primadona,” sebut Nasiruddin.(***)