PAPUA (IndependensI.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung Program Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Kabupaten Sejuta Rawa Provinsi Papua. Julukan ini diberikan untuk Kabupaten Mappi karena memiliki potensi besar pengembangan pertanian dengan luas lahan basah (rawa) sekitar 1 juta hektar.
Secara geografis, letak Kabupaten Mappi sangat strategis di wilayah Papua bagian selatan dan berada di antara 4 kabupaten, yakni Timika, Asmat, Bovendigul, dan Merauke.
Melihat potensi tersebut tim Kementan melakukan kunjungan bersama Bupati Mappi di beberapa kecamatan pada tanggal 9 September 2019 beberapa hari lalu. Tim Kementan diwakili Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Takdir Mulyadi. Kunjungan tersebut juga sebagai tindaklanjut pertemuan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan Bupati Mappi.
Takdir Mulyadi menyatakan Kementan mendukung penuh pengembangan potensi pertanian di Kabupaten Mappi. Kementan akan mengalokasikan bantuan benih padi, benih jagung, pompa air dan alat mesin pertanian yang dapat mendukung terlaksananya peningkatan kegiatan budidaya pertanian serta dominasi lahan basah dan rawa.
“Tentu kami akan mendukung dan mengupayakan semaksimal mungkin asalkan petani juga bersungguh-sungguh untuk memanfaatkan potensi lahan yang ada,” demikian dikemukakan Takdir di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Karena itu, guna mempercepat realiasai program pengembangan pertanian di kabupaten sejuta rawa tersebut, Takdir meminta pemerintah Kabupaten Mappi yang mempunyai sekitar 1 juta hektar lahan basah/rawa agar dioptimalkan. Kementan memiliki Program Selamat Rawa Sejahterakan Petani atau yang dikenal dengan ‘Serasi’.
“Program ini, saya rasa bisa dilaksanakan di Kabupaten Mappi, sehingga wilayah ini dapat turut ambil bagian menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2024,” tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Mappi, Jaya Ibnu Su’ud yang mewakili Bupati Mappi menyambuat baik program Kementan dalam mengoptimalkan lahan rawa dan potensi pertanian yang ada daerahnya. Pasalnya, infrastruktur pertanian di Mappi masih belum memadai, sehingga sangat membutuhkan perhatian pemerintah supaya menyediakan infrastruktur, mempermudah akses dan pemasaran hasil pertanian.
“Kami ingin kelompok tani meningkat pendapatannya. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mappi,” kata Jaya Ibnu saat menerima kunjungan Tim Kementan.
Senada dengan yang diungkapkan Jaya Ibnu, Ketua gapoktan Gayayir, Martinus Wawi pun meminta dukungan bantuan benih padi varietas inpari 31. Sebab petani di Mappi belum mampu menyiapkan benih padi secara mandiri.
“Tidak hanya itu saja, kami juga perlu penyeberangan jalan usaha tani,” ungkapnya.
Penyuluh pertanian di Kampung Linggua, Hendrikus Sarkol menambahkan bahwa petani lokal asli Papua membutuhkan bantuan tersebut untuk memantapkan cara berbudidayanya.
“Bantuan benih dan jalan usaha tani yang memadai sangat penting bagi pengembangan pertanian dan petani itu sendiri. Ke depan petani semakin maju membudidayakan padi,” ujarnya.
Menanggapi apa yang diperlukan petani, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mappi, Vincentius Jamlean mengatakan bahwa Dinas Pertanian Mappi sudah melakukan segala upaya demi meningkatkan kemauan dan semangat penduduk lokal di Mappi yang asli Papua ini untuk bertani komoditas tanaman pangan seperti padi dan jagung.
“Hanya saja kami terbatas dengan sumber benih dan penataan lahan sawah,” jelasnya.
Perlu dicatat, luas tanam padi di Kabupaten Mappi tahun 2018 tersebar di 15 distrik, namun saat ini yang ditanami hanya 8 distrik seluas 312 ha dengan luas panen seluas 209 ha. Produktivitas hasil panen padi pun masih rendah sebesar 2,6 ton gabah kering giling (GKG) per hektar dengan produksi sebanyak 524 ton GKG.
Adapun rencana pengembangan padi Tahun 2020 – 2024 di Kabupaten Mappi Provinsi Papua, tersebar di 8 distrik seluas 5.000 ha. Sumber air Jaringan Irigasi yang sudah ada di Kabupaten Mappi terdapat sungai Mappi sepanjang 145 Km dengan lebar 5 hingga 200 meter dengan kedalaman 8 hingga 19 meter.
“Tentunya ini akan menjadi faktor pendukung upaya peningkatan produksi padi di Mappi Papua,” pungkas Vincentius.