Jakarta (Independensi.com)
Presiden Joko Widodo tidak jadi mengumumkan susunan kabinetnya, Senin (21/10/2019) pagi. Padahal sehari sebelumnya Jokowi di Istana Negara memastikan susunan kabinet sudah rampung dan tinggal diperkenalkan pada hari Senin ini dan kemudian dilantik.
Pengamat politik DR Andi Yusran menilai molornya pengumuman susunan kabinet karena presiden nampaknya mengalami banyak tekanan, terutama dari partai politik koalisi pendukung Jokowi.
“Molornya pengumuman menteri kabinet juga mengindikasikan posisi Jokowi yang secara politik tidak independen dan lemah pada tataran basis politik karena bukan Ketua Umum partai sehingga tersandera secara politis,” kata Yusran kepada Independensi.com, Senin (21/10/2019).
Dia tidak menepis semua itu dilatarbelakangi tarik menarik kepentingan terutama untuk pengisian 16 posisi menteri yang akan diisi dari kalangan partai politik.
“Tarik menarik kepentingan itulah yang masih berproses hingga hari ini sehingga pengumuman kabinet urung dilaksanakan,” tuturnya.
Sebaliknya, kata Yusran, untuk pengisian menteri dari kalangan profesional tidaklah rumit untuk diputuskan Presiden. “Beda dengan jabatan menteri yang akan diisi oleh partai politik.”
Terkait jabatan Jaksa Agung, dia memprediksi sangat besar peluangnya diisi bukan dari kalangan profesional, melainkan dari partai politik utamanya dari pemenang Pemilu yaitu PDI Perjuangan.
“Karena jabatan itu (Jaksa Agung—Red) strategis untuk mendukung partai ke depannya,” ucap Yusran yang juga peneliti Pusat Studi birokasi dan Tata Kelola Pemerintahan Universitas Nasional Jakarta ini.(MUJ)