SEPAKU (IndependensI.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang berada di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara akan segera dimulai pembangunannya pada tahun 2020. Bendungan tersebut akan mendukung pemenuhan kebutuhan air baku kawasan rencana Ibu Kota Negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
“Bendungan dengan kapasitas volume sekitar 11 juta m3 ini sudah cukup lama direncanakan, awalnya untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Balikpapan sebesar 2.000 liter/detik. Dengan adanya rencana IKN di Kaltim, maka bendungan ini diproyeksikan juga untuk memenuhi kebutuhan air baku di Sepaku sebesar 500 liter/detik,” kata Menteri Basuki saat meninjau lokasi rencana pembangunan Bendungan Sepaku Semoi, Kamis (5/12/2019).
Saat ini diungkapkan Menteri Basuki, Kementerian PUPR tengah menyiapkan desain awal (basic design) bendungan tersebut, sehingga nantinya akan dilelang dengan metode design and build sehingga lebih cepat. Menurutnya dibutuhkan lahan dengan luas sekitar 300 hektare untuk pembangunan bendungan tersebut dan saat ini sedang dilakukan penilaian harga lahan (appraisal).
“Awal tahun 2020 ini Bendungan Sepaku Semoi akan kita lelang, paling lama sekitar satu hingga dua bulan akan diputuskan pemenangnya untuk kontrak pembangunannya. Diperkiraan biaya pembangunan bendungan sekitar Rp 700 miliar,” tutur Menteri Basuki.
Selain Bendungan Sepaku Semoi, Menteri Basuki mengungkapkan Kementerian PUPR juga telah merencanakan pembangunan Bendungan Batu Lepek di Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga untuk mendukung pengembangan kawasan IKN. Bendungan tersebut direncanakan memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menunjang IKN yakni sebesar 14.300 liter/detik. Saat ini progresnya masih dalam persiapan desain detail.
“Selain itu kawasan IKN juga akan didukung dengan pembangunan bendungan yang berkapasitas lebih kecil, seperti Bendungan Beruas dan Safiak di Kutai Kartanegara,” ungkap Menteri Basuki.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Anang Muchlis mengatakan, di Provinsi Kaltim sudah terdapat enam infrastruktur yang selama ini menjadi sumber pengambilan air baku. Keenam sumber air baku tersebut yakni Bendungan Manggar di Balikpapan (kapasitas tampung 14,2 juta m3), Bendungan Teritip di Balikpapan (2,43 juta m3), Embung Aji Raden di Balikpapan (0,49 juta m3), Bendungan Samboja di Kutai Kartanegara (5,09 juta m3), Intake Kalhol Sungai Mahakam (0,02 juta m3), dan Bendungan Lempake di Samarinda (0,67 juta m3).
“Untuk dukungan kebutuhan air baku untuk pengembangan IKN, kami telah merencanakan pembangunan 8 infrastruktur yang menjadi sumber pengambilan air baku,” kata Anang.
Kedelapan infrastruktur sumber air baku yang masuk dalam rencana tersebut yakni Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Pasar Utara dengan volume 10,6 juta m3, Bendungan Samboja II (5,09 juta m3), Intake Loa Kulu Sungai Mahakam, Bendungan Lambakan di Kabupaten Paser (633,89 juta m3), Bendungan Beruas Kabupaten Kutai Kartanegara (55,4 juta m3), Bendungan Safiak Kabupaten Kutai Kartanegara (22,65 juta m3), Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara (108,13 juta m3), dan Bendungan ITCHI Kabupaten Penajem Paser Utara (657 juta m3).
Turut hadir dalam tinjauan tersebut Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih, Direktur Sungai dan Pantai Jarot Widyoko, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan BPIW Manggas Rudy Siahaan, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII Budiamin, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Samarinda Anang Muchlis, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.