JAKARTA (Independensi.com) – Kekhawatiran akan ketersediaan dan kelancaran distribusi pangan secara nasional selama masa Pandemi Corona dirasakan bukan hanya oleh konsumen, tapi juga pemasok dari daerah. Namun pemerintah menjamin distribusi pangan tetap lancar.
Wilayah Jabodetabek kini memang menjadi zona merah dalam penyebaran virus Corona. Meski begitu, kebutuhan pangan bagi masyarakat harus tetap terpenuhi. “Meskipun redzone kan masyarakat tetap butuh pangan. Petani kita tetap berproduksi dan distribusikan secara lancar,” ungkap Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Prof Risfaheri.
Risfaheri menegaskan, Kementerian Pertanian selalu memastikan stok dan produksi selalu ada di sektor hulu. Sedangkan kelancaran distribusi berada pada tupoksi Kementerian Perdagangan. “Namun karena ini menyangkut hajat hidup masyarakat, Kementan tentunya berupaya agar pangan tersebut sampai ke masyarakat sehingga bisa tercukupi,” katanya.
Salah satunya, Kementan berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya di DKI Jakarta, Gapoktan dan pelaku usaha lainnya untuk memastikan kebutuhan pangan bisa terpenuhi dengan lancar. “Kami selalu berusaha agar pasokan tetap tersedia. Toko Tani Indonesia Center di Jakarta maupun Bogor tetap buka dan selalu menyediakan bahan pangan dengan harga yang terjangkau,” katanya.
Menurutnya, TTI memiliki efek psikologis yang kuat dan kehadiran TTI yang menyebar menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan pokok yang berkualitas dan terjangkau.
Ketersediaan dan distribusi yang lancar ke TTIC juga diakui Manajer Toko Tani Indonesia Center, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi Nashwari. “Tidak ada yang stop pasok pangan dari petani untuk ke Jakarta, khususnya ke Toko Tani Indonesia Center (TTIC). Sehingga tidak perlu khawatir TTIC dan TTI tetap buka untuk penuhi kebutuhan pangan masyarakat,” ungkapnya.
Bekerjasama dengan Petani Champion
Inti yang juga Kepala Bidang Distribusi Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementan menambahkan, semua pemasok maupun petani champion yang bekerjasama dengan Kementerian Pertanian selalu siap sedia. “Untuk bawang merah, champion kami selalu sedia setiap kami minta dan setiap pemasok lainnya selalu siap dimintai pasokannya kapan saja,” tuturnya.
Inti menjelaskan, setiap harinya TTIC maupun TTI selalu buka melayani pembeli. Untuk TTIC Pasar Minggu misalnya, pasokan daging yang masuk selalu diatas 2 ton untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Belum lagi telur yang mencapai 500-700 kg dan beras mencapai 5 ton yang selalu direstok setiap 2-3 hari dari petani Jawa Barat.
“Sayuran aman, karena dipasok setiap hari dan segar. Untuk kelangkaan gula, per hari ini (Kamis 26/3) akan dipasok 10 ton,” tambahnya.
Berdasarkan data Toko Tani Indonesia, BKP, hingga sekarang sudah ada 2 Toko Tani Indonesia Center yang terletak di Jakarta dan Bogor. Sedangkan 232 Toko Tani Indonesia (TTI) tersebar di DKI Jakarta, 143 TTI di Bogor, 5 TTI di Bekasi, dan 24 TTI di Tangerang dan Tangerang Selatan
Kestabilan harga di pasar juga menjadi fokus bersama Kementan dan Kemendag hingga saat ini. Apabila diperlukan akan dilakukan operasi pasar.
“Kita lihat perkembangan harga yang terjadi. Bila diperlukan tentu dilakukan upaya stabilisasi harga. Tetapi cara atau bentuknya nanti harus disesuaikan dengan SOP Social Distancing,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggelar operasi pasar di sepuluh pasar Jakarta. Operasi pasar dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan stablisasi harga di tengah penyebaran virus corona.
Komoditas yang didistribusikan dalam operasi pasar tersebut meliputi gula pasir, telur dan beras. Adapun operasi pasar diadakan dengan menggandeng PD Pasar Jaya dan asosiasi dan Gabungan Kelompok Tani binaan.
Salah satu asosiasi yang terlibat adalah Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat Jawa Barat yang memasok 15 ton beras dengan harga jual Rp 8.500 per kg.(wst)