JAKARTA (Independensi.com) – Selain melanjutkan pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan visi Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk 5 tahun ke depan. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuat 11 Program Studi Master Super Spesialis Bidang PUPR.
“Program Master Super Spesialis ini untuk menjawab tantangan pembangunan infrastruktur serta kebutuhan Kementerian PUPR akan keahlian teknis spesifik terkait infrastruktur ke-PU-an dan mampu mengatasi permasalahan lapangan. Sekarang kita punya 240-an bendungan dan sedang dibangun 50-an bendungan. Saya ingin memiliki reservoir operation experts, sehingga pola operasi bendungan dapat dilakukan berdasarkan prinsip keilmuan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada Webinar Tantangan Pembangunan Infrastruktur dan Peran Pendidikan Tinggi Teknik, Sabtu (27/6/2020) yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti Kemendikbud dan Forum Dekan Teknik Indonesia.
Program Super Spesialis Bidang PUPR terdiri dari 11 program studi (prodi) yang dilaksanakan bersama empat perguruan tinggi negeri yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Diponegoro (Undip). Kesebelas prodi tersebut yakni, Teknik Mitigasi Bencana Alam Likuifaksi, Teknik Pengelolaan dan Mitigasi Bencana Rawa, Geologi Struktur Bawah Tanah (Terowongan) dan Rekayasa Eksplorasi dan Eksploitasi Air Tanah Dalam di UGM.
Selanjutnya Prodi Rekayasa Jembatan Khusus (Struktur Bangunan Atas dan Bangunan Bawah), Rekayasa dan Pengendalian Morfologi Sungai dan Hidrologi dan Drainase pada Sistem Transportasi Jalan di ITB. Operasi dan Instrumentasi Hidrometeorologi Bendungan dan Retrofitting dan Instrumentasi Keamanan Bendungan di Undip. Preservasi Jalan Pada Kondisi Geoteknik Tanah Sulit dan Rekayasa Pengelolaan dan Pengendalian Kehilangan Air Minum di ITS.
“Program S2 Super Spesialis ini akan dilaksanakan selama 18 bulan di mana 6 bulan di kelas dan 12 bulan di lapangan bersama mentor. Program ini sudah disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Menteri Basuki.
Di samping Program Master Super Spesialis, Kementerian PUPR sejak 2019 telah membuka Politeknik PU di Semarang. Politeknik PU merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) di bawah Kementerian PUPR dengan 3 program studi diploma (D-III) yakni Teknologi Konstruksi Bangunan Air, Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan, dan Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung. Setiap program studi terdiri dari 1 kelas dengan 50 mahasiswa.
Politeknik PU merupakan salah satu bentuk terobosan Kementerian PUPR untuk memenuhi kebutuhan dunia industri terhadap tenaga konstruksi terampil, dalam menghadapi tantangan global maupun tantangan nasional bidang Pekerjaan Umum. Keunggulan Politeknik PU dibanding politeknik lainnya di antaranya adalah lulusan akan mendapatkan sertifikasi profesi level terampil, kompetensi lulusan sesuai kebutuhan di lapangan, serta penggunaan peralatan yang juga digunakan di industri seperti building information modeling (BIM).
Selain itu, Menteri Basuki juga mendorong Fakultas Teknik di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan proyek Kementerian PUPR sebagai training ground mahasiswa. “Kementerian PUPR sangat terbuka untuk menerima kunjungan mahasiswa datang ke balai dan proyek PUPR di seluruh Indonesia. Proyek PUPR adalah proyek APBN jadi mahasiswa sebagai warga negara berhak memanfaatkan itu sebagai training ground, sayang sekali bila tidak dimanfaatkan karena belum tentu tahun depan ada proyek yang sama di situ,” tutup Menteri Basuki.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Widiarto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sugiyartanto, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja dan Perekayasa Ahli Utama Kementerian PUPR Arie Setyadi Moerwanto. (wst)