Aktifitas di PT Petrokimia Gresik

Petrokimia Gresik Proyeksikan Efisiensi Rp 743 Miliar, Dengan Turunnya Harga Gas Bumi

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Perusahaan solusi agroindustri PT Petrokimia Gresik (PG) menyambut positif penyesuaian harga gas bumi yang ditetapkan Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Kepmen nomor 89K/10/MEM/2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri. Dengan adanya penyesuaian harga gas bumi itu, PG memproyeksikan bisa efisiensi sebesar Rp 743 miliar per tahun.
Ada tujuh sektor yang mendapat penyesuaian harga, salah satunya industri pupuk. Harga pada titik serah pengguna (plant gate) ditetapkan pada kisaran harga USD 6 per MMBTU (Million British Thermal Units).
Dirut PT Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi menuturkan, selama ini gas bumi merupakan bahan baku utama untuk memproduksi pupuk bersubsidi jenis Urea, ZA, dan NPK.
“Penurunan harga gas bumi ini akan berdampak pada sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional,” tuturnya, Sabtu (4/7).
Lebih lanjut Rahmad mengatakan, porsi gas bumi untuk produksi pupuk urea mencapai 70 persen. Sementara harga gas bumi yang selama ini diperoleh PG dari sejumlah pemasok cukup tinggi, rata-rata di angka USD 7,45 per MMBTU.
“Harga USD 7,45 per MMBTU ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan pabrik pupuk lainnya di Indonesia. Bahkan, sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, dan lain sebagainya,” katanya.
“Kami memproyeksikan efisiensi biaya produksi pupuk Urea, ZA, dan NPK Petrokimia Gresik akan mencapai Rp 743,97 miliar per tahun, yang juga berdampak pada penurunan biaya subsidi pupuk yang harus dibayarkan pemerintah,” ungkapnya.
Saat ini, PG memiliki 31 pabrik (pupuk dan non-pupuk) dengan kapasitas total 8,9 juta ton per tahun. Adapun pabrik yang menggunakan gas bumi sebagai bahan baku sebanyak 15 unit, yaitu dua unit pabrik amoniak (bahan baku Urea) kapasitas produksi 1,1 juta ton per tahun, serta dua unit pabrik urea kapasitas 1 juta ton per tahun, tiga unit pabrik ZA kapasitas 750 ribu ton per tahun, serta delapan unit pabrik NPK kapasitas 2,7 juta ton per tahunnya.
“Kami tetap optimistis penurunan harga ini sudah sangat membantu meningkatkan efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan global,” paparnya.
Semakin kecil harga pokok produksi pupuk, maka anggaran subsidi yang dibayarkan pemerintah kepada PG semakin efisien. Pasalnya, pada tahun 2020 ini, alokasi pupuk bersubsidi yang wajib disalurkan oleh Petrokimia Gresik sebesar 4,1 juta ton atau 52 persen dari total alokasi nasional (7,9 juta ton) yang menjadi tanggung jawab Pupuk Indonesia. (Mor)