Menanggapi hal ini, Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Erick Thohir mengatakan, penanganan Corona di Indonesia lebih baik dibanding negara lain.
Erick menyatakan tidak bisa membandingkan penanganan Corona di Indonesia dengan negara-negara yang jumlah penduduknya lebih sedikit.
“Ini yang lucu, asumsi di luar negeri ini kita ‘gatot’, gagal total, padahal dengan data real ini sama datanya kalau kita mau debat mohon maaf yang meninggal, kita balikkan dengan data populasi, kita lebih baik dari AS, India,” kata Erick dalam video conference FMB9, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
Erick mengatakan, prioritas pemerintah saat ini ada tiga yaitu Indonesia sehat, Indonesia bekerja, dan Indonesia tumbuh. Ketiga prioritas ini harus dijalankan sesuai urutannya, yaitu dimulai dengan mengatasi masalah kesehatan.
Pemerintah, dikatakan Erick terus mensosialisasikan agar seluruh masyarakat patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Dia pun ingin adanya keterlibatan seluruh pihak untuk hal ini.
“Karena tidak mungkin kita sukses tanpa gotong royong, makanya kita harapkan aksi strategi didukung komprehensif oleh semua pihak,” ujarnya.
“Sosialisasi, peningkatan disiplin, bahwa memakai masker, menjaga jarak adalah sebuah keharusan, protokol yang harus dilakukan oleh masyarakat,” tambahnya.
Setelah penanganan masalah kesehatan bisa diatasi, maka pemerintah akan menjalankan prioritas Indonesia bekerja. Salah satu upaya pemerintah untuk menggerakkan ekonomi di tengah pandemi Corona dengan memberikan stimulus fiskal.
Pemerintah sudah menganggarkan pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,90 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, UMKM sebesar Rp 123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga (k/L) serta pemda sebesar Rp 106,11 triliun.