BOJONEGORO (Independensi.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora (TBB) yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Timur (Jatim) dengan Jawa Tengah (Jateng), Minggu (3/1/2021). Kehadiran jembatan tersebut menjadi elemen krusial bagi kelancaran konektivitas kawasan di 3 Kabupaten yakni Bojonegoro, Blora, dan Ngawi.
Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine, dilanjutkan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, dan Bupati Blora Djoko Nugroho yang disaksikan oleh Menteri PUPR, Mensesneg, dan Menhub.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dengan kehadiran Jembatan TBB yang menghubungan Desa Luwihaji di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro dengan Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora diharapkan kegiatan ekonomi di daerah sekitar dapat terus tumbuh dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
“Kami merasa pengembangan wilayah tidak akan mungkin terjadi tanpa konektivitas. Hanya dengan konektivitas, Kami percaya kawasan ini bisa menjadi kawasan yang tidak terisolir, dan bisa maju dengan sendirinya, terlebih dengan adanya kepala daerah yang aktif,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki menyampaikan sangat mengapresiasi pembangunan Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora yang dibangun atas prakarsa dua kabupaten, yakni Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora. “Saya kira inisiatif pemerintah daerah seperti ini merupakan hal yang sangat bagus sekali dan kami akan mendukung,” tutur Menteri Basuki.
Jembatan TBB dibangun dengan masa pelaksanaan sekitar 6 bulan sejak Juni dan telah selesai pada akhir Desember 2020. Pembangunannya merupakan prakarsa Pemerintah Daerah Blora dan Bojonegoro dengan nilai kontrak Rp 92 miliar.
Jembatan TBB telah melalui uji beban statik dan dinamik oleh Pemerintah Daerah yang selanjutnya dilakukan uji loading dan tes sesuai prosedur oleh Kementerian PUPR. Jembatan TBB memiliki bentang utama sepanjang 220 meter dan lebar lajur 7 meter dengan masing-masing sisi dilengkapi trotoar selebar 1 meter. Jembatan ini terdiri dari 5 bentang menggunakan rangka baja tipe A. Dari sisi produksi, keseluruhan proses produksi menggunakan produk dalam negeri, mulai dari struktur baja hingga tenaga kerja.
Mensesneg Pratikno mengatakan pembangunan Jembatan TBB merupakan salah satu bukti pentingnya pelayanan antar lintas wilayah, khususnya di Provinsi Jatim dan Jateng. Kehadiran jembatan yang melintasi Sungai Bengawan Solo tersebut sudah sangat ditunggu dan direspon positif oleh masyarakat Jatim dan Jateng, karena akan mempermudah pergerakan masyarakat dari bagian Barat Kabupaten Bojonegoro menuju bagian Timur Kabupaten Blora atau sebaliknya.
“Tadi sudah disampaikan oleh Menteri PUPR akan meningkatkan konektivitas antar kecamatan, antar kabupaten yang diharapkan berdampak pada peningkatan pembangunan ekonomi kawasan. Tadi juga disampaikan oleh Menteri Perhubungan akan menghubungkan kawasan di sini dengan Bandara Ngloram,” ujar Mensesneg Pratikno.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga Yudha Handita Pandjiriawan, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali Achmad Subki, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Muhammad Rizal, Kepala BBPJN VII Jateng-DIY Satrio Sugeng Prayitno, Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudyanto, Kepala BBWS Pemali-Juana M. Adek Rizaldi, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jatim M. Reva Sastrodiningrat, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (Balai P2P) Jatim Suparman, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono. (wst)