JAKARTA (Independensi.com) – Anggota Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (F-Golkar DPR-RI), Adrianus Asia, mengharapkan Calon Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Komisaris Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo (51 tahun), mengedepankan humanisme antar sesama di dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Hal itu disampaikan Adrianus Asia, mantan Bupati Landak, Provinsi Kalimantan Barat, menanggapi surat Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Bagian Reserse dan Kriminal Polisi Republik Indonesia (Kabareskrim Polri) Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kapolri kepada Ketua DPR-RI, Puan Maharani di Jakarta, Rabu, 13 Januari 2021.
Listyo Sigit Prabowo menghadapi uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR-RI, Selasa, 19 Januari 2021. Listyo mengganti Jenderal Polisi Idham Aziz yang memasuki usia pensiun pada usia 58 tahun pada 30 Januari 2021.
Listyo Sigit Prabowo, beragama Katolik di tengah mayoritas masyarakat di Indonesia, memeluk Agama Islam, dengan segala kompleksitas yang ada di tengah upaya Pemerintah Republik Indonesia, memberantas radikalisme dan intoleransi, di antaranya melalui penangkapan aktor hate speech Mohamad Rizieq Shihab sejak 13 Desember 2020 dan pembubaran Front Pembela Islam (FPI), Rabu, 30 Desember 2020.
Sebagai salah satu dari umat Katolik yang sekarang menjadi anggota DPR-RI, Adrianus Asia, berharap Listyo Sigit Prabowo mampu melanjutkan langkah pendahulunya di dalam
menangani masalah radikalisme dan intoleransi dengan semangat humanisme berlandaskan kasih dan persaudaraan.
Humanisme mesti pula dilakukan dengan Tentara Nasional Indonesia, institusi negara lainnya, tokoh masyarakat dan tokoh agama dari semua agama, agar berbagai persoalan menyangkut keamanan dan ketertiban masyarakat bisa ditangani secara lebih terintegratif.
“Nilai-nilai kemanusiaan hendaknya menjadi pegangan utama Listyo Sigit Prabowo sehingga perlindungan terhadap masyarakat tidak hanya sekedar pemenuhan kewajiban tugas saja tapi benar-benar didasarkan pada tanggungjawab moral dan persaudaraan sejati,” kata Adrianus Asia.
Menurut Adrianus Asia, persaudaraan sejati adalah kebutuhan utama umat manusia dalam relasinya satu sama lain. Persaudaraan sejati itu akan menjadi kekuatan yang luar biasa dahsyatnya dan akan mengubah wajah dunia manakala manusia hidup di dalamnya.
Diungkapkan Adrianus Asia, kasih dapat menjadi dasar dan landasan bagi kita dalam upaya untuk dapat mewujudkan persaudaraan sejati. Persaudaraan dalam hidup bersama sering saya ibaratkan dengan tanaman dalam satu pot atau sebuah rangkaian bunga yang indah.
Dalam hidup bersama walapun satu keluarga, tetap ada perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Rangkaian bunga yang indah itu terdiri dari berbagai macam warna, jenis, ukuran yang dijadikan satu dalam satu vas, sehingga menjadi satu kesatuan yang indah, demikian pula, dengan satu pot yang berisi satu jenis tanaman.
Dari satu jenis tanaman yang sama pun tetap ada tanaman yang tua, muda, panjang, pendek, hijau tua, hijau muda, ada yang sudah agak kuning, dan mungkin juga ada yang sudah kering. Jika kita perhatikan, perbedaan tersebut malah menjadikan tanaman itu semakin tampak indah dan serasi sesuai dengan kodratnya.
Diungkapkan Adrianus Asia, upaya untuk mewujudkan persaudaraan sejati telah berlangsung sekian lama. Namun, hingga kini kebencian, keserakahan, keputusasaan, dendam, peperangan dan lain-lain masih merajalela di muka bumi ini. Persaudaraan sejati ternyata masih jauh dari jangkauan, meski riak-riak kehadirannya terus kita rasakan.
“Dasar dari konsep persaudaraan sejati adalah konsep saudara. Saudara sangat berkaitan dengan pertalian darah antar individu dalam suatu masyarakat. Namun, itu hanya satu aspeknya atau arti sempit dari kata itu. Saudara juga kita pahami secara lebih luas, sebagai sesama manusia dari berbagai latarbelakang agama, suku, ras dan antar golongan, siapa saja yang ada di sekitar kita yang karena satu dan lain hal terjalin erat dengan kita,” kata Adrianus Asia.(aju)