KARAWANG (Independensi.com) – Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menstabilkan harga gabah petani saat panen raya terus dilakukan oleh Tim Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP) yang menyasar ke wilayah dengan harga gabah di bawah HPP. Tim yang merupakan gabungan dari Kementan bersama mitra seperti Bulog, penggilingan Kostraling dan PT Pertani telah menetapkan target serap gabah dengan harga beli yang menguntungkan yakni minimal sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 4.200 per kg di beberapa Provinsi dan Kabupaten. Salah satunya di Provinsi Jawa Barat yang telah disepakati serapan sebanyak 270.000 ton GKG.
Tindaklanjutnya, Tim GSGP wilayah Jawa Barat secara serentak bergerak ke wilayah sentra pantura yaitu Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon untuk menyerap gabah langsung ke petani. Salah satunya di Karawang, telah disepakati serapan gabah bulan Maret-Mei sebesar 47.456 ton GKG dari perkiraan produksi padi April-Mei 126.965 ton setara beras 72.941 ton.
Sekretaris Dinas Pertanian Karawang, Muhrodi saat rakor bersama petugas KCD dan penyuluh di tiap kecamatan menyampaikan komitmen pemerintah untuk menstabilkan harga gabah. “Alhamdulillah dengan adanya komitmen ini perlahan harga di tingkat petani mulai bagus lagi. Kemarin memang sempat di bawah HPP di beberapa kecamatan, namun sekarang sudah hampir semua bisa minimal setara HPP. Kondisi cuaca yang mendukung juga menjadi salah satu pemicunya,” ujarnya.
Gerakan Serap Gabah di Karawang dilanjutkan dengan mengecek langsung ke lokasi kecamatan yang harganya di bawah HPP yaitu di Majalaya, Telagasari dan Klari. Satrio Nugroho, Wakil Kepala Kantor Cabang Bulog Karawang menyebut pihaknya sangat siap menyerap gabah petani baik bentuk GKG maupun GKP. “Kalau GKP ada di harga Rp 4.200,- kalau GKG di harga Rp 5.300, namun ada beberapa persyaratan kualitas yang harus dipenuhi seperti kadar air, kadar hampa maupun persyaratan lainny,”ujarnyaa. Sebagai informasi sejak bulan Maret Bulog Karwang telah menyerap gabah petani sebanyak 341 ton dan beras sebanyak 4.916 ton.
Di tempat sama Ujang, ketua poktan Terpadu di Kecamatan Klari mengakui gabahnya setelah dilakukan tes uji kadar air belum memenuhi syarat Bulog. Namun demikian telah disepakati hasil panen poktan tersebut sebesar 5 ton akan diserap Bulog apabila kulitas mutunya sudah memenuhi standar sesuai Permendag Nomor 24 tahun 2020. “Saya berterimakasih sekali kehadiran tim Kementan dan mitranya karena kami jadi tahu bagaimana perlakuan pascapanen yang benar, dan insya Allah kami akan langsung setor ke Bulog bila sudah memenuhi syaratnya,” ujar Ujang
Dengan adanya komitmen bersama kesangguan serap gabah, dipastikan harga gabah pada masa panen raya stabil sesuai dengan HPP dan petani pun dipastikan gembira. Pemerintah daerah berkomitmen mengawal panen dan serap gabah dengan optimal terutama fokus pada daerah yang mengalami penurunan harga yang terlalu jauh di bawah HPP.
Pada saat yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi pun melakukan kegiatan GSGP. Ia menyampaikan Kementan bersama mitra terus secara masif dan serentak melakukan kegiatan GSGP di lima kabupaten Provinsi Jawa Barat. Yakni Indramayu, Subang, Karawang, Cirebon, Bekasi dengan bersinergi antara Kementan, Bulog, Dinas Pertanian, Kostraling, Kodim dengan Tujuan untuk stabilitas harga Gabah saat panen raya.
“Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kegiatan serap gabah juga bertujuan untuk menjamin stok beras dan membantu petani untuk mendapat harga penjualan yang menguntungkan petani. Kesehateraan adalah prioritas program pemerintah. Petani untung, ketahanan pangan dan negara makin kuat,” bebernya.
Tim GSGP secara serentak melakukan serap gabah petani di Karawang, Cirebon dan Bekasi. Target serap gabah petani di Bekasi sebesar 20 ribu ton GKG, Karawang 47.456 ton GKG, Cirebon 42.620 ton GKG, Subang 24.464 ton GKG dan Indramayu 35.764 ton GKG. (wst)