JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyerahkan bantuan benih pisang sebanyak 20 ribu pohon, bibit ternak, prasarana dan sarana pertanian, alat mesin pengolahan lontar menjadi cuka dan program pertanianya lainnya serta bimbingan teknis kepada para petani dan penyuluh. Bantuan ini bersifat uji coba yang bertujuan untuk menciptakan sumber penghasilan masyarakat khususnya dalam menghadapi kondisi Covid 19 agar perekonomian di pedesaan tetap tangguh.
“Saya inginkan budidaya pisang ini hingga pada industri pengolahanya dan kita bisa lakukan ekspor. Oleh karena itu, jika ini berhasil bantuan kedepanya bisa ditambah menjadi 100 ribu pohon. Saya berharap bantuan pisang 20 ribu ini diklasterkan,” demikian dikatakan SYL pada penyerahan bantuan di Jeneponto beberapa hari yang lalu.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menjelaskan pisang bisa ditanam dimana saja, termasuk pematang, pekarangan rumah dan lainnya. Masa tanam selama 7 bulan bisa mendapatkan hasil Rp 700 ribu per pohon.
“Dari 20 ribu pohon ini, jika anakanya 3 pohon maka 7 bulan kedua memanen 60 ribu pohon. Jika 1 pohonya hasil panenya Rp 700 ribu, maka hasilnya dalam 1 tahun Rp 420 juta. Kalau 7 bulan berikutnya anakanya 3 pohon lagi berarti total 180 pohon. Budidaya pisang ini pun bisa diintegrasikan juga dengan ubi kayu sehingga pendapatan makin bertambah,” jelasnya.
“Pisang ini saya berharap diekspor. Sebab kebutuhan pisang dan buah-buahan di seluruh dunia itu sangat besar, termasuk Indonesia sendiri. Oleh karena itu Pak Wakil Bupati saya mau lihat keseriusan kita dan setelah itu kita masuk ke produk olahan. Termasuk bantuan ternak kuda, saya mau lihat dulu hasilnya,” pinta SYL.
Lebih lanjut SYL mendorong petani untuk memanfaatkan bantuan pemerintah berupa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam meningkatkan skala budidaya pertaniannya. Tahun ini pemerintah mengalokasikan dana KUR sebanyak Rp 70 triliun dan saat ini baru terserap Rp 36 triliun.
“Kalau mau benar-benar bertani, ambil KUR. Usaha pertanian tidak ada yang rugi. PDB dalam 1 tahun ini sektor yang naik hanya pertanian sebesar 16,4 persen. Ekspor kita juga naik 15,79% dengan nilai Rp 451,77 triliun di 2020. Dan tahun ini, baru triwulan I saja kita sudah menyumbang 39,99%, setara dengan Rp 200 triliun. Dan saya akan capai lagi 3 kali lipat dari itu,” terangnya.
Menurutnya, usaha di sektor pertanian tidak ada ruginya dan tidak pernah mati. Sebab bahan makanan selalu dibutuhkan terus kedepanya.
“Apapun bentuk lock down itu, untuk pertanian tidak boleh lock, harus terus berjalan. Tapi usaha pertanian itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, harus dikelola secara korporasi agar skala ekonominya besar,” ujarnya.
Terkait dengan keunggulan kompratif Jeneponto, Mentan SYL pun memberikan bantuan mesin pengolahan lontar menjadi cuka. Selama ini air buah lontar hanya dijadikan Ballo sehingga tidak memberikan tambahan pendapatan masyarakat, tapi justru membawa dampak yang negatif.
“Jadi Ballo jangan diminum lagi, tapi kasih jadi uang. Kalau begitu orang yang ambil ballo itu harus ada perlakukan khusus, bisa juga dijadikan spirtus. Dan ini ada 3 mesin pengolahan kita kasih, nanti akan dilakukan bimbingan. Jeneponto punya 1.000 pohon lontar, kita bisa kembangkan menjadi produk gula,” sebutnya.
Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir mengatakan kunjungan Mentan SYL selalu menjadi berkah untuk masyarakat Jeneponto. Tidak hanya itu, dalam kunjungan ini, Mentan memberikan berbagai bantuan seperti benih pisang varietas unggul, bantuan kuda, sarana dan prasana pengolahan buah lontar dan bantuan perluasan tanaman tahunan yang sangat bermanfaat bagi petani bahkan masyarakat sekitar.
“Kita ketahui sudah dua bulan di Kabupaten Jeneponto ini tidak datang hujan dan hari ini terbukti bahwa kedatangan Pak Menteri di Jeneponto langsung turun hujan. Kami yakin akan semakin banyak berkah lain yang akan Jeneponto terima,” ujar Paris.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementan, Fadjry Djufry menambahkan penyerahan bibit pisang diharapkan menjadi stimulus dalam memperkuat swasembada dan ekspor buah tropika. Ini juga sekaligus sebagai upaya dalam mewujudkan buah tropika dalam hal ini pisang menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Permintaan akan buah-buah tropis termasuk pisang dipasar domestik dan ekspor saat ini semakin meningkat. Kita tahu Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil pisang di dunia. Ini tentu yang harus kita terus dorong,” ujar Fadjry.(wst)