BATANG (Independensi.com) – Dalam mendukung percepatan pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang, Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) secara terpadu telah memulai pembangunan infrastruktur dasar seperti konektivitas simpang susun akses menuju kawasan Industri Terpadu ( KIT) Batang yang terhubung dengan Jalan Tol Batang-Semarang.
Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang, Prajudi mengatakan, akses jalan tol menuju KIT Batang atau lebih dikenal dengan sebutan simpang susun sepanjang 3,1 Km telah rampung, tinggal pengoperasian namun saat ini masih ada sedikit kendala berupa belum masuknya aliran listrik dari PLN.
Pembangunan simpang susun ini, menurut Prajudi, membutuhkan waktu 6 bulan mengalami sedikit keterlambatan . Dimulai pembangunan bulan November 2020, dan akhirnya selesai pada Juli 2021, terlambat dua bulan dari rencana semua, karena ada beberapa persoalan.
Seperti melakukan koordinasi terkait perizinan dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX selaku pemilik tanah, dan adanya pekerja yang terpapar Covid-19.”Jadi kami tidak bisa bekerja full 100 persen, karena proses dan adanya permasalahan itu memuat waktu kami mundur dua bulan. Dari awal ditargetkan selesai Mei, rampung di bulan Juli,” pungkas Prajudi.
Akes jalan tol KIT Batang ini didesain untuk kecepatan 40 km per jam. Kepemilikan PT Jasamarga Semarang Batang, mayoritas dimiliki PT Jasa Marga setara 43,77%. Selain itu ada kepemilikan PT Sarana Multi Infrastruktur, SAM RDPT Jalan Tol, serta PT Lintas Marga Jawa.
Sekedar informasi, simpang susun dan tol Gringsing memiliki panjang 3.1 km. dengan anggaran sebesar lebih dari Rp200 miliar. Proses pembangunannya menggunakan sistem kontrak CPV. Artinya kontraktor menalangi semua biaya, dan akan diganti setelah semua pekerjaan selesai.(wst)