AGATS (Independensi.com) – Puluhan warga Kampung Erosaman, Distrik Der Komour menyambut hangat kedatangan Menteri Sosial Tri Rismaharini. Mereka berkumpul dan menyaksikan Mensos tengah memberikan arahan kepada staf terkait program pemberdayaan untuk masyarakat setempat.
Kamis (25/03), Mensos kembali menyapa warga Erosaman, setelah pada November 2021, ia datang dan menyerahkan berbagai bantuan. Pada kedatangan hari itu, Mensos menyapa puluhan warga dari Kampung Erosaman dan dari kampung-kampung tetangga yang ikut berkumpul.
“Selamat pagi papa-mama. Selamat pagi. Hayo, ada yang mau disampaikan kepada saya? Mau minta bantuan apa? Ayo sampaikan? Mama-mama, mau minta apa?” ujar Mensos membuka pembicaraan.
Mendengar pernyataan Mensos, warga semula tampak diam. Namun beberapa saat mereka mulai menyuarakan keinginannya. Permintaan mereka beragam, mulai minta skop, cangkul, sabit, sambungan listrik, sampai fiber dan sarana prasarana pendidikan. Saat warga bersuara lantang minta “fiber”, Mensos sempat bingung, dan bertanya pada staf.
Belakangan baru diketahui yang dimaksud adalah perahu berbahan serat kaca (fiberglass). Setelah berunding sebentar, Mensos mengabulkan permintaan tersebut. Untuk permintaan sarana prasarana pendidikan, warga meminta ada tenaga pendidik datang ke kampung mereka melengkapi rumah panggung yang berfungsi sebagai _community center_ .
Warga tersebut menyatakan, warga Erosaman dan sekitarnya semangat dan siap untuk balajar, terutama untuk anak-anak di tingkat pra-sekolah. Namun, selama ini, tidak ada guru. Sementara di tempat lain, ia mendengar kelebihan guru. “Jadi kami, baku pukul ibu. Supaya dapat guru,” kata warga tersebut.
Mendengar penjelasan tersebut, Mensos meminta untuk tidak baku pukul (berkelahi). Mensos menyatakan, baku pukul tidak menyelesaikan masalah. Baku pukul akan melukai semua pihak, bila ada yang meninggal anak-anak akan kehilangan kasih sayang ayahnya dan sumber penghidupan.
“Ngga usah baku pukul. Era sekarang ini, guru tidak harus datang. Tidak harus ada pertemuan langsung dengan guru. Nanti di sini saya pasang televisi ya. Nanti dikasih sambungan internet. Jadi guru bisa mengajar anak-anak di sini dari jarak jauh. Nanti saya ngajar ya dari Jakarta,” kata Mensos.
Di Erosaman, Mensos melakukan monitoring pelaksanaan pemberian bantuan yang sudah diserahkan pada November 2021. Saat itu, Mensos menyalurkan berbagai bantuan di antaranya, untuk warga Komunitas Adat Terpencil (KAT), sembako, genset magnetik, komputer, peternakan ayam petelur, perahu longboat, dan sebagainya.
Mensos juga mengidentifikasi kebutuhan lain tidak hanya untuk Kampung Erosaman, tapi juga untuk kampung terjauh, kampung Amagais. Di Amagais, Mensos menyebarkan bibit lele, dan meletakkan batu pertama untuk penjernih air.
Kepada masyarakat setempat, Mensos menyatakan, penjernih air sebagai solusi penyediaan air bersih bagi warga. “Papa mama nanti tidak perlu tergantung dari air hujan. Setelah dijernihkan bisa dikonsumsi untuk minum. Jadi tidak usah baku pukul ya. Tidak boleh baku pukul,” bilang Mensos.
Mensos hadir didampingi Uskup Agats Mgr Aloysius Murwito, Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto, Staf Khusus Menteri, dan Bupati Agats Elisa Kambu. Mensos mendarat di Bandara Ewer Agats dari kunjungan kerja di Kabupaten Sarmi dan Jayapura Provinsi Papua.
Di Agats, selain di Kampung Erosaman dan Amagais, program pemberdayaan sosial melibatkan Keuskupan Agats, Pemerintah Kabupaten Asmat, dan pengurus Masjid An-Nur. Bantuan yang diserahkan berupa satu unit mesin desalinasi air, satu paket solar cell, budidaya ternak ayam petelur, benih sayur, bibit buah, bibit lele, budidaya pertanian dan perikanan, dua unit mesin desalinasi air (Pemkab dan Masjid An-Nur), dan dua paket solar cell (Pemkab dan Masjid An-Nur).
Bantuan Mensos untuk untuk Keuskupan Agats senilai Rp7.616.560.000, untuk Pemerintah Kabupaten Asmat Rp1.301.340.000, dan untuk pengurus Masjid An-Nur Rp945.580.000.