KUPANG (Independensi.com)-
Anggota DPR RI Dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) II Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menggelar pertemuan dengan masyarakat adat Mutis, di Biara SVD Noemeto, Kefamenanu, baru-baru ini.
Dalam pertemuan itu, mereka berdialog guna memperkuat komitmen menjaga status Cagar Alam Mutis.
“Saya sampaikan beberapa hal. Pertama, tetap waspada menjaga status dan kelestarian Cagar Alam Mutis. Kebijakan bisa berubah seiring dengan pergeseran kekuasaan atau wewenang di level pemerintah,” ujar Ansy.
Kedua, sambung Ansy, pertemuan itu juga menyepakati bahwa menjaga status Cagar Alam dari sisi kebijakan harus diperkuat dengan memastikan peraturan yang mengatur tata kelola hutan maupun lingkungan, tegas dan berpihak terhadap pelestarian hutan dan lingkungan.
Terkait itu, posisi, eksistensi dan pelibatan masyarakat adat harus terang dan tegas dalam aturan tersebut.
“Lalu ketiga, pemerintah baik pusat maupun daerah baik provinsi maupun kabupaten perlu meningkatkan pemberdayaan masyarakat adat sekitar Cagar Alam dengan memaksimalkan potensi pertanian dan pekebunan hutan di sekitarnya,” ujar Ansy
Sejak mengawal isu status Cagar Alam bersama masyarakat adat hingga saat ini, Politisi PDI Perjuangan itu juga menegaskan dirinya sudah memperjuangankan beberapa program aspirasi bersama Kementerian Pertanian maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Seluruh program itu bertujuan membantu pemberdayaan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat adat di sekitar Cagar Alam.
Program tersebut antara lain, bantuan Pekarangan Pangan Lestari (bantuan rumah bibit, bibit dan kebun contoh), bantuan Bang Pesona (bantuan pengadaan ternak sapi dan bibit tanaman produktif), serta bantuan program Kampung Buah di Desa Tasinifu, Kabupaten TTU (alpukat) dan Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan (jeruk).
Selain itu, Ansy juga memperjuangan Program Unit Pengolah Pupuk Organik (rumah produksi pupuk), program bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) serta program pengembangan bawang putih.
“Saya selalu ingat salah satu filosofi hidup Suku Dawan yang dijelaskan kepada saya oleh para sesepuh Dawan, yakni,
‘Aim he alakit pao hit pah hit bale fun hit pahe nok hit bale esan hao ma nasuskit’, yang bermakna: ‘Mari kita menjaga kelestarian alam, karena alam yang memberi kita makan dan menyusui kita’,” pungkas Anggota Komisi IV DPR RI itu. (Hiski Darmayana)