JAKARTA (Independensi.com) – Pemerintah Indonesia terus berupaya mengatasi krisis air dan perubahan iklim untuk meningkatkan ketahanan air, pangan, energi, serta memastikan pertumbuhan sosial ekonomi berjalan positif. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Plenary Session 2nd High Level International Conference On Decade For Action “Water For Sustainable Development” di Dushanbe, Tajikistan pada Selasa (7/6/2022).
Menteri Basuki mengatakan integrasi pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan infrastruktur merupakan investasi yang efektif untuk mencegah kerugian di masa depan.
“Investasi pengurangan risiko bencana dapat mengurangi setidaknya empat kali biaya rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur. Oleh karena itu, penanggulangan bencana yang mencakup seluruh aspek pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan tanggap darurat, penyelamatan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi perlu menjadi kerangka kebijakan nasional yang penting,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengusulkan empat konsep ketahanan berkelanjutan dalam menghadapi bencana, termasuk pandemi kepada dunia. Pertama, pentingnya penguatan kesadaran siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif untuk meminimalkan risiko bencana.
“Kedua, setiap negara didorong untuk berinvestasi di bidang sains, teknologi, dan inovasi. Seperti yang telah dicanangkan oleh UNESCO bahwa para pemimpin negara harus menyadari pentingnya data dan ilmu pengetahuan untuk mendukung dan meningkatkan pengelolaan sumber daya air karena air adalah kunci untuk mengurangi risiko bencana,” ujarnya.
Konsep ketiga adalah membangun infrastruktur yang tahan bencana dan tahan iklim seperti bendungan, pemecah gelombang, waduk, tanggul, dan infrastruktur hijau. Keempat, komitmen bersama di berbagai pemangku kepentingan dan berbagai tingkatan mulai tingkat internasional, nasional, dan lokal untuk melaksanakan kesepakatan global.
“Dengan menerapkan empat konsep tersebut, kami berharap dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-6 tentang air dan sanitasi, dengan memastikan ketersediaan air dan ketahanan terhadap bencana terkait air,” ujar Menteri Basuki.
Menteri Basuki yakin forum ini merupakan kesempatan yang baik untuk bertukar ilmu dan pengalaman, serta meningkatkan kerjasama antar negara dan lembaga. Terakhir, Menteri Basuki juga mengambil kesempatan untuk mengundang semua negara yang hadir di forum ini untuk menghadiri World Water Forum (WWF) 2024 di Bali.
“Indonesia juga akan menyambut Anda semua untuk datang dan menikmati negara kami yang indah. Kami akan melakukan yang terbaik untuk membuat WWF 2024 menjadi event yang sukses dan berkesan,” katanya.
Turut mendampingi Menteri Basuki, Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan M. Fadjroel Rachman, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Pakar Sumberdaya Air Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Utama PT. Brantas Abipraya Sugeng Rochadi dan Direktur Utama PT. Nindya Karya Haedar Karim. (wst)