Puskor Hindunesia dan Komponen Masyarakat Bali Grudug Dinkes Provinsi Bali

Loading

Denpasar (Independensi.com) – Komponen masyarakat peduli Bali bersama Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) mendatangi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, yang beralamat di Jalan Melati No.20, Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.

Kedatangan masa tersebut bertujuan untuk menolak program penyebaran telur nyamuk wolbachia di Pulau Bali hal tersebut disampaikan oleh humas Puskor Hindunesia, Dewa Putu Alit Sudarsana.

“Kedatangan kami kesini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi kami, menolak dilanjutkannya program nyamuk Wolbhacia karena banyak kerugian atau mudharat yang ditimbulkan daripada manfaatnya,” ujarnya Selasa (14/11/23).

Ia menuntut Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk mengeluarkan pernyataan tertulis mengenai penolakan Program tersebut.

“Tadi sudah ada pernyataan dari bapak Walikota Denpasar dan PJ Gubernur Bali perihal penolakan program ini serta kami menuntut Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk membuat pernyataan tertulis untuk meredam situasi, agar tidak ada lagi dualisme di masyarakat,” bebernya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa program tersebut sudah mendapat penolakan dari PJ Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.

“Sudah ada pernyataan resmi dari bapak PJ Gubernur bahwa tidak akan melanjutkan program ini sampai ada kajian dan jurnal yang lebih mendalam perihal program Wolbhacia,” sambungnya.

Menurutnya posisi dari Puskor Hindunesia bersama PJ Gubernur Bali dalam hal menolak dilanjutkannya program nyamuk Wolbachia.

“Kami tegak lurus bersama PJ Gubernur Bali dalam hal menolak dilanjutkannya program tersebut, bila perlu nyamuk dan semua telurnya dibawa keluar segera dari Bali,” imbuhnya.

Menurutnya jika program tersebut dipaksakan untuk dilanjutkan, pasti akan menimbulkan permasalahan bagi Pariwisata Bali.

“Jika program ini dilanjutkan, sudah pasti akan timbul permasalahan bagi Pariwisata Bali mengingat di beberapa negara sudah banyak menimbulkan permasalahan, apakah mau jika Bali ditinggalkan pariwisatanya,” jelasnya.

Ia berharap agar program tersebut tidak dilanjutkan lagi apapun alasannya karena sudah banyak negara yang mengalami kerugian.

“Apapun alasannya kami berharap program tersebut tidak dilanjutkan contohnya sudah banyak di beberapa negara sudah terjadi musibah setelah program ini (Wolbachia, red) diberlakukan, jangan sampai Bali menjadi korban selanjutnya,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. dr Nyoman Gede Anom menyatakan pihaknya akan tegak lurus dengan PJ Gubernur Bali.

“Kami akan tegak lurus terhadap Bapak PJ Gubernur Bali dalam mengambil langkah selanjutnya, kami akan menunggu arahan untuk mengambil langkah berikutnya,” terangnya.

Lebih lanjut perihal tuntutan mengenai pembuatan surat pernyataan ia menjelaskan akan melakukan koordinasi dengan Pemprov terlebih dahulu.

“Untuk surat nanti akan dibuat melewati birokrasi yang ada, Bapak PJ langsung yang akan menandatangani surat tersebut karena beliau sebagai pimpinan tertinggi di Provinsi Bali,” tutupnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya masyarakat dilanda pro-kontra mengenai pelepasan nyamuk Wolbhacia di Provinsi Bali, dimana di beberapa negara pelepasan nyamuk tersebut malah mengundang wabah penyakit, hal inilah yang mendapat perhatian serius dari Puskor Hindunesia bersama masyarakat peduli Bali yang kebanyakan diisi oleh Warga Negara Asing yang cinta akan Bali. (hd)