Kupang- Bakal calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema menegaskan dirinya turut memperjuangkan nilai-nilai Serikat Sabda Allah atau SVD, selama berkiprah di Komisi IV DPR-RI sejak 2019.
Hal itu dikatakan Ansy ketika berkunjung ke IFTK Ledalero, wadah formasi misionaris SVD di NTT.
“Semangat konservasi, berjuang menjaga ekologi, pasang badan untuk orang miskin yang dalam partai kami disebut wong cilik atau kaum Marhaen, yang saya maknai sebagai kelompok petani, peternak dan nelayan,” ujar Ansy.
Alumni PMKRI itu melanjutkan, fo๐ฟ๐บ๐ฎ๐๐ถ ๐ฑ๐ฎ๐๐ฎ๐ฟ ๐ต๐ถ๐ป๐ด๐ด๐ฎ ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ถ๐ฑ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ณ๐ผ๐ฟ๐บ๐ฎ๐น dia ๐ท๐ฎ๐น๐ฎ๐ป๐ถ ๐ฑ๐ถ ๐๐ฒ๐ธ๐ผ๐น๐ฎ๐ต-๐๐ฒ๐ธ๐ผ๐น๐ฎ๐ต ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ฑ๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฟ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป ๐บ๐ถ๐๐ถ๐ผ๐ป๐ฎ๐ฟ๐ถ๐ ๐ฆ๐ฉ๐, ๐๐ฒ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ถ ๐ฆ๐ฒ๐บ๐ถ๐ป๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ฃ๐ถ๐๐ ๐ซ๐๐ ๐๐ถ๐๐ผ๐น ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฆ๐ ๐๐ ๐ฆ๐๐๐ฟ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ฟ๐ฎ.
“Fondasi itu turut membentuk semangat perutusan dalam pengabdian saya selama lima tahun terakhir sebagai Wakil Rakyat,” ujarnya.
Kader PDI Perjuangan itu melanjutkan, dirinya secara sadar memilih Komisi IV DPR. Hal itu dikarenakan setelah dirinya menbaca data, ternyata kemiskinan di NTT mencapai 20 persen.
“Dan kemiskinan NTT adalah kemiskinan petani, nelayan dan peternak. Sebagai kader PDI Perjuangan, saya maknai mereka adalah kaum Marhaen yang harus saya bela,” tegas Ansy.
“Sebagai seorang Katolik, inilah spirit memperjuangkan kepentingan kaum miskin atau ‘option for the poor’ yang saya perjuangkan,” tambahnya.