Hal itu dilakukan warga, sebab beras yang mereka terima pada Jumat (13/9) lalu. Kondisinya jelek, banyak batu kecil (krikil), berkutu dan saat dimasak baunya apek.
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Desa Roomo, Zahid, mengatakan pihaknya menuntut agar pihak desa terbuka terkait persoalan beras CSR dari PT Smelting itu.
“Kita Ndak mau tau apakah mereka mark up atau malah rugi, kedatangan kita ini cuma ingin transparansi dalam pengadaan beras CSR ini. Sekalian minta bukti, dimana mereka beli beras, harganya berapa. Karena kualitasnya jelek,” ujarnya saat berorasi, Selasa (17/9).
Adanya himbauan dari Desa agar warga mengembalikan beras yang telah diterimanya, Zahid meminta warga yang sudah menerima beras jelek itu tidak perlu mengembalikan ke desa. Tetapi menuntut jatah beras yang baru dan layak konsumsi sebanyak 10 kilogram per rumah atau kepala keluarga (KK).
“Pengadaan beras CSR untuk 1150 KK ini, dilakukan tanpa melibatkan RT maupun RW. Karena, semuanya ditangani sendiri oleh Bumdes,” tuturnya.
“Pokoknya beras dari desa sangat tidak layak makan. Kita ini disuruh makan nasi apa makan kerikil,” timpal salah seorang seorang peserta demo dalam aksi protesnya.
Senada juga disampaikan peserta demo lainnya Warso bahwa sebenarnya jatah beras CSR dari PT Smelting perkilogramnya berharga Rp 14.000. Namun, diduga oleh panitia dibelikan yang seharga Rp 9.000 perkilogramnya.
“Setiap rumah mendapat jatah 10 kilogram, tetapi yang warga terima berasnya cuma 8 kilogram dan itupun ber bau apek,” tandasnya.
Seperti diberitakan independensi.com sebelumnya, warga Desa Roomo Kecamatan Manyar, mengeluhkan bantuan berupa beras yang tidak layak konsumsi.
Beras tidak layak konsumsi itu, viral di media sosial (medsos). Seperti di Grup Facebook Suara Rakyat Gresik (SRG) pada Senin (16/9). Banyak netizen yang menanggapi postingan kabar beras CSR tersebut.
Seperti komentar akun atas nama Broto Negoro, yang menuliskan, “CSR biasane sejumlah duit… perkoro berupa beras panitia ne takono no” tulisnya.
Komentar itu, ditanggapi akun bernama Agus Zainul Bashori, “iyaaaa pak Broto sebaiknya diusut baik baik …saja .dan mungkin beras yg bgitu rupa salah dlm mngatonginya…. mohon ditanyakan dn di buktikan.. krana LABEL kereeeeeeeen. (Mor)