Menurut Wakil Ketua DPRD Gresik, Lutfi Dhawam, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian terkait hal tersebut. Agar bisa menemukan solusi terbaik, sehingga pelaku UMKM di Bawean tidak resah.
“Kami bersama Dinas pertanian Gresik, telah memetakan dan mendata pohon aren yang sudah tua atau tidak produktif,” ujarnya Rabu (9/4).
“Tak hanya itu saja, kami juga telah usulkan dalam pembahasan APBD 2025 agar dianggarkan untuk pengadaan bibit pohon agar pelaku UMKM gula aren bisa tetap eksis tidak sampai gulung tikar. Karena kesulitan mencari bahan baku,” tuturnya.
Apalagi sambung Dawam, UMKM gula merah Bawean sudah mulai merambah pasar nasional. Sehingga, harus ada langkah kongkrit dari pemerintah daerah untuk membantu persoalan yang dihadapi mereka.
“Peremajaan pohon aren di Bawean khususnya harus segera dilakukan, karena rata-rata yang ada disana sudah berusia tua. Sehingga tidak bisa berproduksi untuk menghasilkan untuk dijadikan gula aren,” tukasnya.
“Kami berharap dengan adanya peremajaan pohon aren, pelaku UMKM gula aren Bawean tetap bertahan dan bisa lebih berkembang menjadi lebih baik kedepan,” tandasnya.
Lanjut Dawam, langkah yang diambil pihaknya bersama Dinas Pertanian untuk menyelamatkan keberlangsungan hidup para pelaku UMKM gula aren di Bawean.
“Apalagi diera ke pemimpinan Presiden Prabowo sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan pemberdayaan UMKM, sebagai salah satu inisiatif untuk memperkuat pondasi ekonomi masyarakat menengah kebawah.
Sehingga, pengadaan bibit pohon aren yang kami usulkan sudah tepat dan sesuai dengan tujuan dari program Presiden itu. Sebagai bentuk memberikan dukungan yang lebih baik, untuk membantu pelaku UMKM bersaing di pasar lokal maupan internasional,” pungkasnya. (**)