Foto ist : Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

Seorang Guru Diduga Banting Murid, Wali Kota Surabaya Perintahkan Dispendik Beri Sanksi Berat

Loading

SURABAYA (independensi.com) – Peristiwa seorang pelajar sekolah dasar (SD) yang mendapatkan perlakuan kasar, dari seorang guru usai pertandingan Futsal di SMP Labschool Unesa 1 Surabaya, Jawa Timur, mendapat perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) setempat.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberi atensi khusus terkait kasus itu, dengan memerintahkan jajarannya di Dinas Pendidikan (Dispendik) untuk mengambil langkah tegas dalam menangani permasalahannya sampai tuntas.  hingga memberikan sanksi terberat dan tegas kepada pelaku.

“Saya sudah instruksikan Dispendik dan Inspektorat Kota Surabaya untuk menjadikan kasus ini atensi khusus. Serta memberikan sanksi terberat terhadap pelaku, apalagi sudah ada laporan ke polisi,” ujarnya, Rabu (1/5).

Menurut Eri, tindakan seorang guru yang menunjukkan perbuatan anarkis tentunya sangat tidak tepat dan jauh dari prinsip pendidikan di sekolah. Sebab, seorang guru harus mecerminkan sikap kasih sayang yang tulus dalam mendidik.

“Di lingkungan sekolah, guru adalah orang tua bagi anak didiknya. Sehingga, tidak ada toleransi terhadap segala bentuk kekerasan. Karena ini soal keselamatan anak-anak kita, melindungi mereka dari ancaman bahaya di sekitarnya saat sedang mengenyam pendidikan,” tuturnya.

“Pelaku kekerasan ini, tentu harus diberikan sanksi berat. Guru seharusnya digugu dan ditiru, bukan mala menunjukan tindak kekerasan. Terima kasih kepada semua guru di Surabaya, yang telah berkinerja baik. Bagi yang melanggar, ya harus disanksi,” tegasnya.

Untuk diketahui siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Hidayah Surabaya berinisial BAI (11), diduga dibanting Bayu Ahmad Zakaria (33) yang merupakan seorang guru sekaligus pelatih futsal SDN Simolawang Surabaya.

Insiden tersebut terjadi pada Minggu (27/4/2025), usai tim futsal MI Al-Hidayah memenangkan pertandingan melawan SDN Simolawang KIP dengan skor 4-2.  Dimana BAI yang berhasil mencetak 2 gol, saat sedang merayakan kemenangan ditarik BAZ hingga terjungkal ke lapangan. Bahkan momen tragis itu direkam dalam video milik kakak korban.

Akibat tindak kekerasan itu, BAI dikabarkan mengalami luka cukup serius dan harus mendapatkan perawatan medis secara intensif karena tulang belakangnya mengalami retak.

Sementara orang tua BAI, ketika mengetahui peristiwa yang dialami anaknya langsung membuat laporan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya agar ditindaklanjuti perkaranya.

Menurut Bambang Sri Mahendra, ayah kandung BAI, setelah insiden itu terjadi ia sempat mencoba menghubungi terlapor melalui WhatsApp. Namun, tak mendapat respons.

“Saya mencoba hubungi terlapor (Bayu Ahmad Zakaria) untuk tanya maksudnya kenapa bertindak demikian. Pesan WA saya dibaca, tapi tidak ada balasan. Sehingga saya memutuskan di malam itu membuat laporan, setelah ada laporan baru ada respons dari terlapor,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Bambang menekankan tetap sisi kemanusiaan. Apabila terlapor mengutarakan permintaan maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatan arogannya terhadap anak, maka dapat menjadi pertimbangan untuk memaafkannya.

“Kalau ada permintaan maaf tentunya kami akan memaafkan, tapi untuk proses hukumnya kami menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk diproses. Karena saya sudah diminta keterangan oleh unit PPA Polrestabes Surabaya, begitu juga terlapor juga telah diperiksa,” tandasnya. (Boy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *