Foto : Head of Safety, Health, Environment & Quality (SHEQ) PT Linde Indonesia Andita Huda, saat menunjukan partikel debu dampak kebocoran Coldbox di pabrik tempatnya bekerja

Satu dari Tujuh Orang Korban Kebocoran Coldbox PT. Linde Indonesia Masih Dirawat Intensif, DLH Gresik Lakukan Investigasi

Loading

GRESIK (independensi.com) – Warga Desa Roomo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang menjadi korban kebocoran cerobong (Coldbox) PT. Linde Indonesia atau PT Gresik Gasess Indonesia bertambah menjadi 7 orang dari yang sebelumnya dikabarkan 4 orang.

Hal tersebut disampaikan Head of Safety, Health, Environment & Quality (SHEQ) PT Linde Indonesia Andita Huda, saat di konfirmasi terkait insiden kebocoran pabrik yang terjadi pada, Minggu (29/7/2025). Akibat, proses pemanasan mesin pasca shutdown dan overhaul pada awal Juli lalu.

“Mesin sempat mati untuk maintenance. Pada 25 Juli sekitar pukul 04.45 WIB, kami mulai melakukan pemanasan (warming up). Ditengah proses itu, insiden terjadi selama sekitar 15 menit pada pukul 19.45 pada tanggal 29 Juli 2025 lalu,”, Kamis 31 Juli 2025.

“Saat insiden terjadi, operator langsung lari ke ruang kontrol untuk melakukan prosedur darurat. Sehingga, saat itu menimbulkan debu perlite yang membumbung tinggi seperti asap. Karena, material perlite yang digunakan dalam proses sebagai bahan isolasi untuk menjaga suhu dalam sistem produksi Coldbox,” ungkapnya.

Ditanya terkait dampak yang ditimbulkan dari insiden kebocoran, yang membuat sejumlah warga harus mendapatkan perawatan medis, Andita mengatakan pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap seluruh biaya pengobatan korban hingga kompensasi yang akan diberikan.

“Kami bertanggung jawab dan menanggung seluruh biaya perawatan medis, 7 orang warga yang terdampak untuk mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Petrokimia. 6 orang diantaranya kemarin sudah dipulangkan, tapi masih ada satu orang perempuan (17) masih dirawat untuk diobservasi,” tuturnya.

“Pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terkait insiden, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama warga terdampak saat dilakukan pertemuan di Balai Desa Roomo. Untuk jumlahnya tengah dikoordinasikan, kita masih menunggu arahan dari pihak desa,” imbuhnya.

Menurut Andita, debu yang ditimbulkan dalam insiden kebocoran adalah perlite, sejenis silika berbentuk pasir, yang digunakan sebagai bahan isolasi atau insulation.

“Perlite itu seperti pasir silika dan debu biasa. Tidak berbahaya, kalau terhirup bisa menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan atau jadi iritasi,” tandasnya.

Terpisah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik, Sri Subaidah menyampaikan bahwa telah meminta manajemen PT Linde Indonesia, agar segera melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang ditimbulkan setelah adanya kebocoran pada Coldbox pabrik.

“Petugas DLH kemarin, telah mengambil sejumlah langkah dengan mendatangi lokasi pabrik sebagai tindak lanjut atas keluarnya partikel debu dari PT Linde Indonesia yang menyebabkan polusi udara dan gangguan kesehatan,” tegasnya.

Tim DLH lanjut Sri, juga telah mengambil sampel partikel debu yang ada di pabrik maupun di Desa Roomo yang terdampak kebocoran untuk dilakukan analisa laboratorium.

“Selain ambil sempel debu, kami juga mengecek data pemantauan ISPU yang terdekat di wilayah Desa Roomo dan Desa Sukomulyo,” imbaunya.

“Saat ini, kami masih investigasi secara menyeluruh terkait kebocoran Coldbox pabrik milik PT. Linde Indonesia, untuk hasilnya segera nanti kami update kembali untuk informasi terbarunya,” pungkasnya. (Mor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *