MAROS (Independensi.com) – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) tancap gas mengoptimalkan serap gabah utamanya di daerah sentra produksi, salah satunya Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai lumbung beras nasional. Usai panen dan serap gabah di Kabupaten Maros, mantan Gubernur Sulsel dua periode ini langsung lanjut panen dan serap gabah petani Kabupaten Barru.
Ia menuturkan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) bersama mitra yakni Bulog, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), TNI, Polri. Serap gabah ini pun melibatkan perbankan dalam menyediakan dana KUR.
“Yang paling penting ditekankan dalam upaya pemerintah ini adalah meningkatkan produktivitas dan mengamankan stok beras. Karena itu, panen sekaligus serap gabah di Kabupaten Barru ini merupakan bentuk komitmen bersama dengan Bulog, penggilingan, TNI, Polri dan disupport KUR perbankan untuk meminimalisir dinamika harga saat panen raya. Kita harapkan harga panen petani minimal sesuai standar HPP (Harga Pembelian Pemerintah,-red). Kementan bersama Bulog dan penggilingan sudah bikin kesepakatan kesanggupan serap gabah,” demikian dikatakan SYL acara panen dan serap gabah yang dihelat lahan padi Kelompok Tani Makkatutue Desa Lawallu Kecamatam, Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sabtu (20/3/2021).
SYL menegaskan penyerapan gabah petani dengan mengoptimalkan peran Kostraling yang di dalamnya terhimpun pengusaha penggilingan-penggilingan kecil dan selanjutnya diserakan ke Bulog. Kostraling adalah pioner di lapangan dan menjadi Bulog-Bulog kecil sehingga hasil panen petani benar-benar dipastikan terserap dan dibantu tingkatkan kualitasnya.
“Melalui Kostraling, Kementan mendorong Bulog untuk optimalisasi serapan, serta mendorong petani meningkatkan kualitas gabah sesuai standar yang berlaku,” ucapnya.
SYL mengaku serap gabah petani turut didorong dan dikawal oleh Tim Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP) Tim ini sudah berjalan melakukan serap gabah di berbagai daerah, salah satunya di Kabupaten Barru ini.
“Pemerintah memastikan melakukan serap gabah secara maksimal di semua daerah dan turun di lokasi panen,” cetusnya.
Direktur Jenderal Tanaman, Suwandi menambahkan serap gabah di Kabupaten Barru dipastikan berjalan maksimal. Pasal di Kabupaten sudah berjalan Kostraling, misalnya Kostraling kapasitas 10 ton perhari dikelola Gabungan Kelompok Tani Maccolliloloe, Desa Siddo Kec. Soppeng Riaja.
“Kementan optimal melakukan upaya-upaya penanganan panen dan pasca panen untuk menjaga agar harga gabah/beras petani menguntungkan serta melakukan juga percepatan tanam Musim Tanam-II,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Barru, Suardi Saleh menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah terutama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang membantu penuh agar tidak terjadi anjloknya harga gabah petani di musim panen raya ini. Pasalnya, Barru sebagai salah satu sentra produksi padi memang harus dilakukan langkah antisipasi harga.
“Sesuai ubinan BPS tadi produktivitas padi di lokasi ini sekarang naik menjadi 8 ton perhektar, sebelumnya tahun 2020 sebesar 6,11 ton dengan indek pertanaman tiga kali setahun dan alhamdulillah harga saat ini masih bagus yakni Rp 4.500 hingga 5.600 perkilogram. Dengan adanya gerakam sergap ini, benar-benar menjaga harga,” tuturnya.
Luas tanam padi 2020 se Kabupaten Barru 18.718 hektar, melibatkan 731 kelompok tani dan 18.275 petani. Adapun di tahun 2020, produksi beras 2020 sebesr 75.789 ton dengan angka konsumsi berasnya 20.054 ton
“Kita peroleh neraca surplus sebesar 55.735 ton. Untuk itu, guna pertahankan dan meningkatkan produksi dan kualitas beras 2021 ini, kami usulkan bantuan hilirisasi ke Kementerian Pertanian berupa combine harvester 5 unit, dryer 3 unit, rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi 5 unit,” tandas Suardi.
Perlu diketahui, berdasarkan laporan Tim GSGP Kementan secara terpadu bersama Kostraling, Pemda dan Bulog, kegiatan serap gabah petani sudah bergerak ke Banten sepakat menyerap 53.000 ton gabah, Yogyakarta 74.775 ton, Jambi 8.000 ton, Lampung 25.000 ton, Sragen 17.580 ton, Karanganyar 1.500 ton, Boyolali 24.092 ton, Grobogan 24.000 ton, Nganjuk 26.592 ton dan Maros 2.000 ton. Kemudian realisasi serap Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu 750 ton dan beberapa kabupaten lainnya.(wst)