JAKARTA (Independensi.com) – Pengangkatan seorang pebisnis menjadi Sekjen Kemenkes ditengah pandemi menimbulkan tanda tanya besar dan penolakan keras dari kalangan kedokteran medis.
“Ini indikasi bahwa di tengah pandemi Covid 19, dunia kesehatan sudah jadi ladang bisnis, dan bukan lagi bertugas untuk memastikan kesehatan rakyat,” demikian dr Zulkifli Ekomei dari Klinik Kebangsaan kepada pers, Senin (9/8).
Dokter Zulkifli mengingatkan preambule UUD 45 yang menegaskan tugas negara adalah melindungi seluruh rakyat Indonesia.
“Herannya, ditengah pandemi, negara cq kementerian kesehatan justru dipimpin para pebisnis. Kita sudah tidak mengerti apa maunya pemerintah dengan menjadikan Kemenkes seperti ini,” ujarnya.
Herannya lagi menurut dr. Zulkifli, para ahli kesehatan, dokter dan tenaga kesehatan mendiamkan situasi seperti ini.
“Apakah memang sudah tidak perduli pada Kemenkes, atau memang sudah tidak ada ahli kesehatan yang bisa dipercaya memimpin Kemenkes,” ujar Kordinator Presidium Nasional Majelis Permusyawaratan Bumiputra Indonesia.
“Masalah keselamatan rakyat itu amanat konstitusi, jangan karena mau menyelamatkan keuangan negara rakyat yang dikorbankan, rakyat sudah menderita karena pandemi yang dananya juga dikorup,” tegasnya.
Menurutnya sampai hari ini semua kebijakan Kemenkes sendiri dilanggar oleh kementerian dan pejabat tinggi lainnya.
“Kemenkes menjamin, bahwa sertifikat vaksin tidak akan menjadi syarat administrasi. Tapi kenyataanya, Luhut sendiri yang menyatakan, masuk mal saja harus nunjukin sertifikat vaksin,” katanya.
Pelantikan Sekjen
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melantik And. Kunta Wibawa Dasa Nugraha, S.E.,M.A.,Ph.D. sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan pada Senin (9/8) di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Kunta secara resmi telah meneruskan jabatan yang sebelumnya diisi oleh drg. Oscar Primadi, MPH. Sementara drg. Oscar telah mengakhiri masa jabatan sebagai Sekretaris Jenderal dan berlanjut mengemban tugas di Kementerian Kesehatan sebagai Analis Kebijakan Ahli Utama.
“Untuk pak Kunta selamat datang saya sangat berterima kasih kepada bapak presiden dan ibu menteri keuangan bisa mengajak bapak ke sini (Kementerian Kesehatan),” kata Menkes.
Di Kementerian Kesehatan, lanjut Menkes, sangat membutuhkan dukungan karena banyak hal yang harus dilakukan ke depannya untuk bisa membuat sektor kesehatan Indonesia lebih baik. Terutama setelah mengalami pandemi seperti ini.
“Saya mohon ke teman-teman eselon 1 untuk bisa mendukung beliau karena tugas ini adalah tugas besar, tugas bersama yang harus kita lakukan,” kata Menkes.
And. Kunta Wibawa Dasa Nugraha, S.E.,M.A.,Ph.D. sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara, Kementerian Keuangan RI sejak 31 Januari 2020.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Analisa Penerimaan Perpajakan, DJA tahun 2005. Lalu ditunjuk sebagai Kepala Bidang Analisa Kebijakan Perpajakan BKF pada 2008.
Pada 2013, Kunta dilantik menjadi Kepala Bidang Forum Multilateral BKF, dan pada 2014 dilantik menjadi Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara DJA.
Kunta merupakan pria kelahiran Solo, 30 November 1968. Ia menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1993, kemudian meraih gelar Master of Art in Macroeconomics dari University of Boston, Amerika Serikat, pada tahun 1999, dan meraih gelar Phd in Public Finance dari University of Canberra, Australia pada 2013.