DEPOK (IndependensI.com) – Wajah Fatmawati tampak sumringah saat menenteng ijazahnya ketika keluar dari ruang tata usaha MTs Al Hidayah, Depok, 31 Juli 2024. Surat tanda kelulusannya dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu tertahan sekitar tiga tahun karena ada Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang tertunggak.
Tunggakan SPP Fatmawati di Al Hidayah sebesar Rp200.000 yaitu untuk bulan Mei dan Juni 2021. Pihak sekolah tidak bisa menyerahkan ijazah kepada siswa yang punya tunggakan. Sebagai gantinya, tata usaha Al Hidayah menerbitkan surat lulus yang bisa digunakan untuk mendaftar ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Fatmawati bisa mengambil ijazah SMP-nya berkat program Patungan SPP yang diselenggarakan Sisi Baik Project. Pembiayaan program ini berasal dari Mitra Kebaikan perorangan dan lembaga yang membeli kaos “Pernah Nunggak SPP”.
“Saya berterima kasih kepada semua orang yang ikut serta dalam Patungan SPP Sisi Baik Project. Saya lega karena bisa mengambil ijazah setelah tiga tahun lulus dari MTs Al Hidayah,” ujar Fatmawati yang kini bersekolah di jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Teknindo Jaya Depok.
Sejak Maret 2024, Sisi Baik Project sudah membantu membayar tunggakan SPP lima orang pelajar melalui program Patungan SPP. Mereka adalah Rafli, Dava, Dhika, dan Jihan.
Patungan SPP menyelesaikan tunggakan SPP Rafli bulan Maret-Juni 2024 di SMP PGRI I Depok, total sebesar Rp1 juta. Dava menerima Rp560.000,- untuk melunasi SPP bulan Mei-Juni 2024 di SMK TI Dwiguna Depok. Jihan, yang baru tahun ini masuk SMK Teknindo Jaya Depok, dibantu melunasi kekurangan pembayaran uang pangkal sebesar Rp670.000,-.
Saat ini, Sisi Baik Project menerima empat permohonan baru untuk program Patungan SPP, termasuk Fatmawati yang mengajukan permohonan untuk melunasi tunggakan di SMK Teknindo Jaya. Selain tunggakan SPP, Fatmawati belum menyelesaikan pembayaran daftar ulang dan LKS. Total tunggakannya sebesar Rp2.090.000,-
Reni, siswi jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran SMK Teknindo Jaya, mengajukan permohonan bantuan membayar SPP. Reni juga punya tunggakan SPP di SMP Ratu Jaya. Total kebtuhan dana Reni sebesar Rp2.588.000,-.
Carolus Junior Beldi meminta bantuan melunasi uang masuk dan SPP Juli 2024 di SMP Kasih Depok. Nilanya sebesar Rp720.000,-. Satu lagi adalah Ilham Maulana mengajukan permohonan bantuan melunasi biaya akhir tahun, daftar ulang, dan tiga bulan SPP kelas XII di Madrasah Aliyah YPPDS Depok. Total tunggakan Ilham sebesar Rp1.150.000,-.
Bantu Sekolah
Patungan SPP tidak hanya membantu siswa yang kesulitan melunasi tunggakan. Program yang diselenggarakan Sisi Baik Project ini juga membantu sekolah. Sejauh ini, siswa yang dibantu adalah pelajar sekolah swasta, yang membiayai sendiri operasional sekolah.
Salah satu sumber pendanaan sekolah swasta adalah SPP. Namun manajemen sekolah tidak bisa mengandalkan SPP karena rendahnya tingkat pembayaran.
“Sekolah hanya bisa menarik sekitar 40 persen SPP. Rendah sekali, tapi kami memakluminya karena kebanyakan siswa yang bersekolah di sini berasal dari keluarga tidak mampu,” kata Eddy Faria Utama, Ketua Yayasan Pendidikan Teknik Depok (YPTD), lembaga yang menaungi SMK Teknindo Jaya.
Sekolah yang beralamat di Jalan Raya Citayam nomor 8, Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung itu masih bisa beroperasi berkat adanya pemasukan dari donatur dan bantuan pemerintah.
Untuk menghemat pengeluaran, SMK Teknindo Jaya berbagi gedung dengan SMP Ratu Jaya. Jam belajar pagi hingga siang digunakan oleh SMP Ratu Jaya. Dari siang hingga sore, giliran pelajar SMK Teknindo Jaya menggunakan gedung yang berada hanya beberapa meter dari rel kereta Jakarta-Bogor.
Minimnya tingkat pembayaran SPP juga dialami Madrasah Aliyah Yayasan Pondok Pesantern Depok (MA YPPD). Di sekolah yang beralamat di Jalan Pemuda nomor 17, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, tingkat pembayaran SPP hanya 10 persen.
Hitungan kasar, dari 70 siswa hanya tujuh orang yang bayar SPP setiap bulannya. Dengan SPP Rp200.000,-, MA YPPD hanya bisa mendapatkan Rp1,4 juta per bulan.
Meski mendapatkan bantuan dana dari pemerintah, sekolah masih sulit memenuhi kebutuhan operasional. Kendati demikian, sekolah ini tetap memberi kemudahan kepada siswanya.
“Kami memberi beasiswa berupa SPP gratis kepada 10 orang pendaftar pertama setiap tahunnya. SPP gratis ini bukan hanya untuk tahun pertama tapi untuk tiga tahun mereka bersekolah di sini,” kata Kepala Sekolah MA YPPD, Marwiyah.
Warga Baik yang terpanggil untuk mendukung program Patungan SPP bisa membeli kaos “Pernah Nunggak SPP” di Tokopedia. Informasi lebih lanjut tentang Patungan SPP dan program lain Sisi Baik Project bisa melihatnya di sisibaikproject.id, serta Instagram dan YouTube. Sisi Baik Project untuk #PeluangYangSama.