Denpasar (Independensi.com) – Lalu lintas penerbangan Bandara I Gusti Ngurah Rai menurut kajian para ahli penerbangan harus siap-siap menerima konsekuensi dari resiko stagnasi pada tahun 2027 akibat begitu padatnya pesawat yang akan ‘landing’ dan ‘take off’ ataupun dari atau menuju Bali. Stagnasi adalah keadaan yang tidak bergerak, tidak aktif atau tidak jalan.
“Kalau saja saat ini sering terjadi fenomena pesawat terus berputar hingga pengontrol lalu lintas udara memberi izin untuk turun dan mendarat dikarenakan mempertimbangkan keamanan atas jalur mendarat (take off) biasanya diakibatkan karena sibuknya atau padatnya ketersediaan jalur landasan (runway) maka bisa dibayangkan hal itulah yang membuat Bali harus memiliki sebuah alternatif bandara baru untuk mengatasi persoalan padatnya alur lalulintas bandara serta kapasitas daya tampung bandara,” kata Komjen Pol (Purn) DR Mangku Pastika saat ditemui di Denpasar, Senin (18/11/2024).
Meskipun diakuinya dirinya bukanlah ahli penerbangan namun Mangku Pastika memiliki data referensi kepustakaan buku-buku terkait yang berhubungan dengan dunia militer dan informasi tentang dunia penerbangan. Ditambah pengalamannya pernah mengarungi beberapa belahan dunia lewat jalur udara.
Oleh karena itu, keberadaan Bandara Bali Utara yang telah memiliki kajian akademis dan perencanaan yang matang sangatlah dibutuhkan untuk mengurai kepadatan jalur lalulintas penerbangan dimasa depan.
“Tentunya dengan memperhatikan juga terkait kesiapan infrastruktur jalan sehingga juga berimbas kepada peningkatan perekonomian masyarakat seiring dengan itu pula konektivitas antar wilayah mulai disusun perencanaan dan pembangunannya,” tuturnya.
Tidak hanya itu, selain terjadi alih teknologi (transfer of technology) juga akan menyerap sumber daya manusia untuk operasionalisasinya nanti.
“Kini tinggal kesiapan kita untuk menerima tantangan itu atau hanya mau menjadi penonton saja?,” tambah Mangku Pastika.
Bandara Internasional Bali Utara bakal dibangun dengan cara mereklamasi laut Kubutambahan, Buleleng, dan ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2027 untuk target awal efektif 1 ‘runway’ namun jika untuk tercapainya 3 ‘runway’ secara utuh bisa dipenuhi kira-kira pada tahun 2030 sebab biasanya untuk membangun secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun.
Dirinya yakin apabila terdapat sebuah sarana atau fasilitas yang menonjol maka dipastikan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat disekitarnya. (hd)