Denpasar (Independensi.com) – Calon Gubernur Bali nomor urut 01, Made Muliawan Arya, atau yang akrab disapa De Gadjah, mengakhiri rangkaian kampanye Pilkada Bali dengan sebuah pernyataan penuh harapan dan seruan damai pada Selasa (26/11/2024). Pihaknya menegaskan bahwa Pilkada adalah momen penting untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, di mana pemerintahan yang sah hanya bisa terwujud melalui penugasan oleh rakyat.
Setelah melaksanakan persembahyangan di Padmasana Sekar Tunjung Center (STC), Denpasar, De Gadjah menyampaikan pesan penting menjelang H-1 pencoblosan pada 27 November 2024, sebagai penutup dari perjuangan panjang dalam proses kampanye.
Pada kesempatan itu, hadir pula Made Mangku Pastika, Gubernur Bali dua periode 2008-2018 dan Cawagub Bali nomor urut 1 Putu Agus Suradnyana.
“Puji Syukur kita panjatkan ke hadapan Hyang Widhi Wasa, karena hanya atas karunia Beliaulah kita semua disini dapat berkumpul dalam keadaan sehat dan semangat, meskipun telah melewati perjuangan yang melelahkan dalam kampanye ini,” kata De Gadjah dengan penuh rasa syukur.
De Gadjah menegaskan bahwa Pilkada adalah momen penting untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, di mana pemerintahan yang sah hanya bisa terwujud melalui penugasan oleh rakyat.
“Rakyat berhak mengangkat dan mengontrol pemerintah, dan ini adalah perjalanan mulia untuk mewujudkan sebuah pemerintahan yang sesuai dengan kehendak rakyat,” ujar De Gadjah.
Selain itu, De Gadjah juga mengajak seluruh masyarakat Bali untuk menyukseskan Pilkada yang damai, bermoral, dan penuh kasih. Ia mengingatkan agar pemilu kali ini berjalan secara LUBER (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) serta JURDIL (Jujur dan Adil).
“Jauhi kekerasan karena itu tidak bermoral dan hanya akan merusak persaudaraan, menciptakan kebencian, dan memicu konflik. Mari kita jadikan pemilu ini sebagai perjuangan untuk perubahan yang lebih baik, bukan pertarungan antara rakyat versus rakyat,” tegasnya.
De Gadjah mengungkapkan bahwa Pilkada bukanlah ajang untuk saling menonjolkan kekuatan, melainkan sebagai upaya untuk menciptakan Bali yang lebih baik.
“Ini adalah perjuangan bersama untuk Bali yang MULIA PAS – Maju, Unggul, Lestari, Indah, Ajeg, Pasti Sejahtera. Semangat ini sejalan dengan Bali Mandara, Bali yang Maju, Aman, Damai, dan Sejahtera,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, De Gadjah meminta maaf dengan tulus jika selama proses kampanye ada kesalahan kata atau perilaku yang tidak menyenangkan. Ia juga mengajak masyarakat Bali untuk memberi kesempatan kepada dirinya dan pasangannya untuk membawa perubahan yang lebih baik.
“Berilah kami kepercayaan, maka kami akan beri perubahan menuju perbaikan. Jangan ada lagi kata ‘tunggu’ atau wait, karena itu hampir selalu berarti ‘tidak pernah atau never’,” tutupnya. (hd)