BEKASI (Independensi.com) – Kementerian Pertanian lewat tim upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale) Propivinsi Jawa Barat terus pantau efek cuaca terhadap kekeringan lahan pertanian di beberapa daerah di Jawa Barat.
Setelah kemarin lakukan pemantauan ke daerah Sukatani, Muara Gembong dan Tambelang, Selasa (21/8/2018), Ketua Penanggungjawab Upsus Jawa Barat Banun Harpini melihat efek kekeringan di Kecamatan Cibarusah dan Serang Baru.
“Kita perlu usulkan pembuatan sumur bor di Cibarusah dan bersinergi bersama Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bekasi Timur,” jelas Banun. Upaya pengusulan sumur bor dimaksudkan agar lahan sawah tadah hujan seluas 3.600 ha di Cibarusah dapat ditanam padi.
Selanjutnya sinergi dengan BBWS Bekasi Timur ini guna memacu percepatan normalisasi setu Cipalahar agar lahan sawah seluas 1.500 ha di Serang Baru dapat ditanami padi pada musim kemarau seperti saat ini, jelasnya
Menurut Banun, sumur bor adalah pilihan yang paling memungkinkan, mengingat sumber air terutama di Kecamatan Cibarusah kondisinya kering dan tidak memungkinkan untuk dipompa.
Sumber air yang kecil, bahkan hampir kering tersebut juga masih dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk mandi dan mencuci. Banun bersama Danramil 09 Cibarusah Kusmayadi juga lihat kondisi beberapa aliran irigasi di Cibarusah, Bekasi yang kering.
Selain itu adanya setu Cipalahlar di kampung Bihbul, yang nantinya bisa mengalirkan air irigasi untuk tiga desa skaligus bisa menjadi harapan baru, meskipun saat ini normalisasi masih terus dikerjakan. Tiga desa tersebut meliputi Desa Sukaragam, Sindangmulya dan Wibawamulya. Menurut informasi yang didapat di lapangan, normalisasi situ seluas 14 ha tersebut akan diselesaikan hingga akhir bulan ini.
Banun berharap warga disekitar situ dapat memanfaatkan air yang ada untuk dapat mengolah dan menanam padi, meski hanya sebagian. “Kita manfaatkan, meski hanya sebagian, tapi ini peluang, semoga berkah,” harap Banun.
Ia mewakili Kementerian Pertanian berjanji untuk terus memonitor, mendorong, memotivasi serta memberikan bantuan yang ada seperti benih ataupun alat pompa, asalkan petani juga ikut bersemangat. “Kita harus mengambil hikmah dari kekeringan ini, harus yakin,” pungkasnya.