Kalahkan Durian Impor, Kementan-Banyumas Pacu Daya Saing Durian Lokal

Loading

BANYUMAS (IndependensI.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga meningkatkan daya saing dan perluasan pasar. Salah satunya komoditas durian di Banyumas, Jawa Tengah yang memiliki keunggulan dibanding durian dari negara tetangga.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kontes ini sebagai ajang untuk mempromosikan durian lokal. Banyumas memiliki banyak jenis durian salah satunya durian Bawor yang memiliki kemiripan dengan Monthong. Dulu eranya durian lain, sekarang Durian Bawor yang menjadi incaran pecinta durian. Rasanya enak sekali,” demikian kata Direktur Jenderal Hortikultuta, Suwandi saat menhadiri acara panen dan lomba durian lokal di Kemranjen, Banyumas, Sabtu (10/11). Hadir Bupati Banyumas, Muhammad Husein, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, Widarso dan perwakilan Bank Indonesia dan para petani durian.

Suwandi menjelaskan Selain durian Bawor, Banyumas memiliki 16 varietas yang diperlombakan kali ini. Khusus durian Bawor merupakan varietas yang sudah dilepas Kementan. Durian inilah Monthongnya Banyumas yang memiliki cita rasa lebih kuat dari Durian Monthong aslinya. Untuk meningkatkan daya saing durian, ke depan Kemranjen, Banyumas harus didorong menjadi kawasan agro wisata.

“Dalam kesempatan kegiatan ini, kami akan berupaya memperluas pasar durian Bawor. Bila perlu kita harus ekspor baik berupa bentuk segar maupun olahan. Ini penting agar masyarakat terus semangat membudidayakan durian yang punya daya saing dan ke depan masyarakat bisa semakin sejahtera,” terangnya.

“Jadi kami mengajak siapa pun yang berkunjung ke Banyumas untuk mencicipi kelezatan buah asli Indonesia ini. Dengan begitu, masyarakat semakin menyadari keunggulan untuk kemudian cinta terhadap buah lokal,” sambungnya.

Kemranjen, Banyumas ini disamping dikenal sebagai sentra durian, sejak tahun 2003 juga sudah berkembang pembibitan dikenal nama varietas montong orange, bawor atau kromo banyumas, dengan produksi benih 100.000 batang. Harga di petani bervariasi Rp 25.000 hingga 150.000 per batang tergantung umur bibit dan tinggi batang.

“Luas areal durian 18.900 hektar dengan 189.000 pohon yang sudah menghasilkan 61.000 pohon dengan produksi 2017 sebesar 5.500 ton,” tutur Suwandi.

“Sebanyak 16 varietas yang dikonteskan kami minta yang menang segera diajukan untuk mendapatkan izin pelepasan varietasnya. Ini potensi yang luar biasa untuk memajukan durian lokal. Kita harus cinta durian lokal, masyarakat tidak lagi konsumsi durian negara lain,” tambahnya.

Bupati, Muhammad Husein mengatakan Kabupaten Banyumas memiliki durian Bawor yang rasanya lebih enak dari durian impor dan lainnya. Sejauh ini perhatian pemerintah pusat yakni Kementerian Pertanian ikut mendorong pengembangan durian Bawon dari hulu sampai hilir.

“Di sini daerah Kemranjen penduduknya rata-rata sudah tanam dunia. Rasanya luar biasa, enak, manis, dagingnya tebal. Durian ini bisa bikin romantis. Terima kasih untuk Kementan, Pak Dirjen Hortikultura selalu hadir di tengah petani,” ujarnya.

Husein menyebutkan omset durian di seluruh Bayumas mencapai Rp 500 miliar. Artinya ini potensi yang luar biasa mengalah pendapatan asli daerah.

“Jadi harus kedepankan perbaikan kualitas. Begitu konsumen makan durian di sini, mereka terkesan untuk kembali lagi,” sebutnya.

Sekretaris kelompoktani Tri Mulya, Desa Pangeralang, Kecamatan Kemranjem, Banyumas, Slamet mengatakan musim panen durian di Banyumas berlangsung lima bulan dalam setahun, yaitu November sampai April.

“Durian masih dipasarkan lokal di jawa tengah, bahkan sampai ke Bandung, Jakarta dan luar jawa. Harga di petani Rp 45.000 perkg, sedangkan harga eceran di Banyumaa Rp 65.000 perkg,” sebutnya.

“Untuk itu, kami sangat menyambut baik jika durian Bawor ini diperluas pasarnya. Pemerintah menaruh perhatian yang tinggi agar durian kami bisa mendominasi pasar dalam negeri bahkan pasar ekspor,” imbuhnya.