JAKARTA (IndependensI.com) – Bendungan Mila yang telah dilakukan impounding atau penggenangan awal pada 17 Januari 2019 lalu, kini menjadi magnet baru destinasi wisata bagi masyarakat Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat maupun wisatawan. Biasanya warga ramai datang ke Bendungan Mila pada hari sabtu dan minggu sore. Berbagai aktivitas dilakukan warga seperti senam bersama, menikmati pemandangan sekeliling waduk yang memukau atau sekedar berswafoto di depan nama Bendungan Mila.
Salah satu warganet dengan akun @damblue menikmati Bendungan Mila dengan beraktivitas sepeda sore. Sementara akun yang menyajikan informasi seputar Bima, Dompu, dan Sumbawa mengunggah photo Bendungan Mila yang banyak dikunjungi warga pada minggu sore, 3 Februari 2019. Warga datang menggunakan sepeda motor, mobil, pick up, bahkan truk.
Bendungan Mila merupakan bendungan multifungsi untuk mendukung kontinuitas suplai air Daerah Irigasi (DI) Rababaka seluas 1.689 hektar di Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu sehingga Indeks Pertanaman diharapkan meningkat dari 186% menjadi 300%. Bendungan dengan tipe urugan zona inti tegak setinggi 36 m memiliki kapasitas tampung sebesar 6,73 juta m3 dengan luas genangan 99 hektar.
Selain itu, Bendungan Mila menjadi sumber air baku sebesar 100 liter per detik untuk Kecamatan Woja dan Dompu, serta mereduksi banjir sebesar 142,57 m3/detik di Kecamatan Woja. Bendungan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata, perikanan dan konservasi SDA di Kabupaten Dompu.
Untuk menjaga kualitas air bendungan, diperbolehkan untuk perikanan tangkap namun tidak keramba. Biaya pembangunan Bendungan Mila sebesar Rp 231,66 miliar yang dikerjakan mulai tahun 2015 dalam satu paket yang sama dengan pembangunan Bendungan Tanju yang dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-PT Hutama Karya (Kerjasama Operasi)