JAKARTA (IndependensI.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura dengan bekerjasama dengan pelaku usaha lagi-lagi menggelar Operasi Pasar (OP) bawang merah dan bawang putih di Pasar Induk Keramat Jati Jakarta Timur, Sabtu, (13/4/2019). Tujuanya untuk menstabilkan harga di pasaran dan alhasil harga di pasaran saat ini berangsur turun.
Pada operasi pasar kali ini, Kementan bekerjasama dengan PT. Revi Makmur Sentosa dan PT. Cahaya Bahari Jakarta dengan menggelontorkan 7 ton bawang merah dengan harga Rp 20 ribu per kilo dan 3,5 ton bawang putih dengan harga Rp 18 ribu per kilo.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Bawang Merah dan Sayuran Umbi, Direktorat Jenderal Hortikultura, Muhammad Agung Sunusi mengaku optimis harga bawang akan kembali stabil. Pasalnya, selain karena pihaknya terus melakukan operasi pasar, beberapa sentra bawang juga akan segera panen.
“Harga bawang merah konsumsi di pasar induk masih sekitar Rp 28 ribu per kilo. Lewat OP ini kita jual bawang merah konsumsi Rp 20 ribu per kilo agar harga bisa dikerek turun. Bawang kami datangkan langsung dari sentra-sentra penyangga Brebes seperti Kendal, Demak, Probolinggo, Madura hingga Bima,” demikian kata Agung yang hadir di Operasi Pasar.
Agung memastikan stok produksi bawang merah bulan April sampai lebaran dijamin aman bahkan melebihi kebutuhan karena terdapat panen raya di sentra-sentra besar produksi termasuk Brebes.
“Stok dari sentra semakin normal dan harga mudah-mudahan bisa menyesuaikan normal. Selain di Brebes, bulan April ini panen di Probolinggo, Bandung, Garut, Sukabumi, Bima, Sumbawa, Kendal, Demak, Majalengka, Cirebon bahkan Nganjuk dan Solok. Bahkan di Solok sudah mulai panen raya 1.500 Hektar untuk mensuplay Sumatera bahkan bisa masuk ke pasar Jakarta. Jadi pasokan aman. Mestinya tidak ada alasan nantinya harga naik,” tukas Agung.
“Operasi pasar ini juga sebagai upaya kita untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa stok tersedia, dan tidak ada alasan menaikan harga karena barang tidak ada,” tambah Agung.
Masih di tempat yang sama, Kasubdit Standarisasi dan Mutu Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Tommy Nugraha mengatakan dengan dilakukan operasi pasar tersebut harga bawang dipasaran berangsur stabil.
“Saat ini stok tersedia, jadi kalau harga dipasaran masih saja tinggi kami menduga ini ada permainan di lapangan,” katanya.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi menegaskan kegiatan operasi pasar sudah dilakukan dibeberapa kota salah diantaranya di Jakarta dan Surabaya. Harapannya dengan adanya operasi pasar tersebut stabilisasi harga bisa terjaga dan konsumen bisa menikmati dengan harga lebih bagus.
“Harga bawang merah di petani saat ini bagus dan petani menikmati marjin untung. Petani sekarang sudah menyiapkan pertanaman untuk memasok nanti kebutuhan saat Ramadhan dan Idul Fitri,” kata Suwandi.
Terkait bawang putih, lanjut Suwandi, pihaknya saat ini sedang kejar target tanam. Bahkan, pada 2018 kemarin sudah berhasil tanam 11 ribu hektar dan hasilnya diproses dijadikan benih untuk ditanam 2019 sekitar 20-30 ribu hektar dan dijadikan benih lagi ditanam 2020 hingga 2021, hingga di akhir 2021 bisa tanam 100 ribu hektar dan swasembada.
“Untuk kebutuhn konsumsi bawang putih saat ini dipasok dari stock yang ada dan dari impor, karena produksi dalam negeri fokus untk dijadikn benih dan ditanam lagi,” ujar Suwandi.
Senada dengan Suwandi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Taufik Yazid mengatakan, pada dasarnya operasi pasar akan terus dilakukan sebagai upaya menstabilisasi harga baik itu bawang merah ataupun bawang putih yang 96 % masih di penuhi dari impor.
“Sebagian masih tersedia di tangan para importir, tentunya dengan trend harga yang cenderung meningkat di pasar. Untuk itu ditjen horti meminta impoetir untuk mengeluarkan stocknya dalam operasi pasar yang telah dilakukan dalam dua minggu ini dengan harga hanya 18 ribu per kg,”terangnya.
Semenatara bawang merah yang sempat jatuh di bulan januari februari karena over produksi sebenarnya sebagian masih tersedia stock di pelaku usaha, untu itu dengan meningkatnya harga saat ini maka bawang merah yang tersedia dipelaku usaha kita minta dikeluarkan dalam oerasi pasar utk menstabilkan harga.
“Dengan adanya operasi pasar dalam dua minggu ini harga cenderung terus menurun. Yang semula sekitar 31 ribu/kg dengan operasi pasar sekarang cenderung turun jadi 23 ribu per kg,” ungkap Taufik.
Lebih lanjut Taufik menambahkan, dua minggu ke depan bawang putih impor akan masuk terutama dari China. Menurutnya, Ditjen Hortikultura telah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) sebanyak 120 ribu ton yang aman untuk tiga bulan ke depan.
“Sementara awal bulan Mei bawang merah sudah mulai panen di beberapa sentra produksi. Laporan dari Nganjuk awal Mei akan panen 600 ha dan kediri sekitar 300 ha. Belum lagi sentra produksi lain seperti Malang, Probolinggo, Brebes, cirebon dan Garut,” ujarnya .
Ditemui di lokasi operasi pasar, Bagian Operasional PT Cahaya Bahari Jakarta, Hasan mengatakan, operasi pasar ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah untuk menstabilkan harga bawang.
“Kami sebagai importir mendukung upaya pemerintah untuk stabilisasi harga. Kami juga menginginkan harga bawang di pasaran stabil.” katanya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, suasana operasi pasar tampak ramai. Pengunjung pasar yang kebanyakan pedagang terlihat antusias sejak pagi hingga tampak antrean mengular.
Aminah (42) yang merupakan warga sekitar Pasar Induk Kramat Jati, mengaku sudah ikut antre sejak pukul 6 pagi. Ia sengaja tidak belanja bawang di dalam (pasar-red) karena tau bakal ada OP hari ini. Sebab selisih harga yang cukup jauh sekitar 7 ribuan per kilo, sehingga membuat rela menunggu.
“Tidak masalah (nunggu-red), disini bisa dapet harga 20 ribu per kilo untuk Kalau di dalam lebih mahal,” tuturnya senang.
Sebelumnya, Kementan telah melakukan operasi pasar di beberapa tempat. Salah satunya pada Jumat (5/4/2019) pekan lalu di Pasar Induk Keramat Jati Jakarta dan dilanjutkan dengan di Surabaya, Jawa Timur. Jumlah bawang yang dijual pada operasi pasar itupun tidak sedikit. Di Jakarta saja bawang merah yang dijual yakni 21 ton sementara di Surabaya total yang di gelontorkan 24 ton tersebar di Pasar Pabean sebanyak 8 ton, Pasar Kaputren 8 ton, Pasar Mangga Dua 8 ton.