Keputusan Ijtima yang semakin kehilangan legitimasinya itu, lebih menyerupai provokasi elit kepada publik untuk melakukan perlawanan dan mendelegitimasi kinerja penyelenggara Pemilu.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak keberatan Ustaz Abdul Somad (UAS) menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampinginya pada Pemilihan Presidan dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.