JAKARTA (IndependensI.com) – Fakultas Farmasi masih menjadi fakultas favorit di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA’45). Dari 369 orang yang sudah mendaftar pada penerimaan mahasiswa baru (PMB) gelombang kedua tahun ini, sekitar 150 orang di antaranya memilih Farmasi.
“Tahun ini UTA’45 membuka dua gelombang penerimaan mahasiswa baru yaitu pada Maret dan September,” kata Marketing Manager PMB UTA’45, Victor Lemena, Selasa (25/7/2017).
“Pada gelombang pertama total ada 320 orang yang mendaftarkan diri. Untuk gelombang kedua, hingga saat ini kami sudah menerima 369 orang. Seperti tahun-tahun sebeumnya, fakultas yang paling banyak dipilih masih Farmasi,” ujarnya.
Fakultas Farmasi UTA’45 dikenal punya kredibilitas tinggi tapi kini akreditasinya kini turun dari B ke C karena ada kelengahan dalam pengelolaan. Namun pimpinan universitas telah mengambil langkah tegas dan cepat untuk memperbaiki dengan mengganti semua unsur pimpinan fakultas dengan yang lebih baik.
Pihak universitas juga telah menginvestasikan secara besar-besaran peralatan laboratorium dan proyek penelitian. Perbaikan dan peningkatan itulah yang membuat Fakultas Farmasi UTA’45 masih mendapat kepercayaan yang begitu tinggi dari para lulusan tahun ini.
Biaya masuk dan semester pertama Fakultas Farmasi UTA’45 sebesar Rp15-20 juta. Angka itu kira-kira dua kali lipat dibanding fakultas lain di Kampus Merah Putih yang kisarannya Rp7-10 juta.
Direktur Business Center, Berlin Pangaribuan, mengatakan tingginya peminat wajar karena tingkat kebutuhan ahli farmasi di Indonesia masih tinggi.
“Hingga 10 tahun ke depan, kebutuhannya masih tinggi terutama di wilayah timur Indonesia. Tidak sedikit mahasiswa baru Farmasi berasal dari Kupang, Makassar, Ambon, dan Papua yang mendaftar di Fakultas Farmasi UTA’45,” kata Berlin.
“Mereka menuntut ilmu di sini agar bisa menjadi apoteker di rumah sakit di kampung halamannya,” ujar mantan Direktur Keuangan dan Personalia PT Gapura Angkasa itu.