BOGOR (IndependensI.com) – Orang Indonesia, terutama yang tnggal di pedesaan, masih banyak yang mengatasi masalah sampah dengan membakarnya. Padahal, membakar sampah tindakan yang dapat membahayakan kesehatan.
Warga Desa Sipayung, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor masih sering membakar sampah dekat tempat tinggalnya. Hal itu mereka lakukan karena sudah kebiasaan sejak dulu, juga karena tidak tersedianya tempat pembuangan sampah dan kendaraan pengangkut sampah.
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA’45), yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa itu, berusaha menyadarkan warga setempat tentang ancaman kesehatan akibat membakar sampah.
Kelompok 10 menggelar seminar Kesehatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada 3 Agustus 2017 lalu. Kegiatan dengan penanggung jawab Devita Sari Simarmata ini bertempat di kantor kelurahan.
Melalui seminar ini, mahasiswa Kampus Merah Putih mengingatkan bahwa asap dari pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Berbagai gas beracun dan partikel berbahaya banyak terkandung dalam asap. Jika terhirup, materi itu tentu saja menyebabkan masalah kesehatan.
Kelompok 10 juga memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Hal kecil yang seringkali diabaikan adalah mencuci tangan. Padahal, tangan yang kotor bisa terbawa makanan masuk ke dalam tubuh lewat mulut.
Dalam seminar ini, warga desa diingatkan bahwa mencegah lebih baik dibanding mengobati.
“Dimulai sejak dini yaitu mencuci tangan, menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi adalah hal utama untuk mendapatkan tubuh yang sehat,” kata salah satu pembicara, Windy Devisani.
Kuliah Kerja Nyata 2017 Kelompok 10 di Desa Sipayung dibimbing Dewi Maria, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. KKN berlangsung sejak 25 Juli hingga 31 Agustus 2017.