JAKARTA (IndependensI.com) – Ratusan orang berunjuk rasa di Taman Hong Lim, Singapura, Sabtu (16/9/2017). Mereka turun ke jalan untuk menentang pengangkatan Halimah Yacob sebagai presiden baru negara kota itu.
Halimah dilantik sebagai presiden pada Kamis (14/9/2017). Perempuan Muslim Melayu itu menduduki posisi kepala negara setelah kandidat lain tidak memenuhi persyaratan.
Pengangkatan Halimah menuai protes Karena tidak dilakukan lewat pemilihan umum. Demonstran menduga hal ini dilakukan pemerintah demi memastikan stabilitas finansial dan politik dalam negeri.
Aktivis social Gilbert Goh, yang menggalang unjuk rasa, mengatakan aksi jalanan ini menyoroti “nuansa pengkhianatan” terhadap rakyat Singapura. Menurut Goh, hak politik mereka sudah dirampok karena mereka tidak bisa memilih kepala negaranya.
“Kami tidak menentang (presiden). Kami menentang system. Kami menentang proses yang bertentangan dengan hak kami untuk memilih secara demokratis,” kata Goh seperti dikutip kantor berita AFP.
Pengunjuk rasa, yang sebagian besar mengenakan baju hitam, berkumpul di taman. Beberapa orang tampak membawa tulisan “(S)election” yang menyindir penunjukan presiden. Sebagian lagi mengenakan kaos bertuliskan #notmypresident.
Koordinator demonstrasi mengatakan sekitar 2.000 orang ikut serta. Tapi pantauan wartawan memperkirakan jumlah pengunjuk rasa sekitar 800 orang.
Goh mengatakan unjuk rasa ini terlambat digelar karena menunggu keluarnya surat izin dari polisi. Singapura punya undang-undang ketat yang melarang siapa pun melakukan serangan terhadap rasa tau kelas masyarakat yang berbeda.
Pemerintah memutuskan bahwa presiden kali ini dijatahkan untuk orang dari komunitas Melayu. Tujuannya adalah menjaga keharmonisan di negara berpenduduk 5,5 juta jiwa yang didominasi orang Tionghoa itu.
Halimah menjadi presiden Melayu pertama di Singapura dalam hampir lima dasawarsa terakhir. Tokoh Melayu sebelumnya yang menjadi kepala negara adalah Yusof Ishak pada 1965-1970 di masa awal Singapura mendapatkan kemerdekaannya.