GYEONGJU(IndependensI.com) –Dalam Kunjungan Kerjanya, Menteri Basuki Juga menghadiri dan memberikan Sambutan Pembukaan pada acara 10th Meeting of High-level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (HELP).
Menteri Basuki mengatakan bahwa dalam mitigasi bencana juga diperlukan pendekatan kearifan lokal dan budaya. Kesadaran akan kebijakan pembangunan yang sensitif terhadap potensi bencana juga perlu dipahami para pengambil kebijakan. Pertemuan ini menekankan pentingnya pengurangan risiko sebelum terjadinya bencana, bukan setelah bencana terjadi.
“Kita tidak ingin menyaksikan hilangnya nyawa manusia berikut asset sosial-ekonomi masyarakat, termasuk infrastruktur yang susah payah kita bangun, hancur karena kita kurang memperhatikan aspek kebencanaan,” ujar Menteri Basuki.
Ditambahkan, “Kita perlu mengubah mindset dalam penanganan bencana, tidak hanya untuk alasan survival tetapi juga mengatasi bencana secara berkelanjutan (striving),” ungkap Prof. Kuntoro.
Dalam Kunjungan Kerja ini Menteri Basuki didampingi oleh Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Kepala Balitbang Danis H. Sumadilaga, Staf Khusus Kementerian PUPR Firdaus Ali, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja dan Kepala Balai Wilayah Sungai Batam Ismail Widadi.