PEKANBARU (IndependensI.com) – Rencana Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman memperjuangkan Festival Lampion – Zhong Qiu ke Kementerian Pariwisata agar masuk kalender event nasional mendapat protes dari Lembaga Adat Melayu Riau. Hal itu tertuang dalam surat nomor B-102/LAMR/X/2017 yang ditujukan kepada Arsyadjuliandi Rachman Gubernur Riau yang juga selaku Datuk Setia Amanah.
Surat LAM Riau tertanggal 9 Oktober 2017 itu, di tandatangani Ketua Umum DPH Datuk Seri Syahril Abubakar, Sekretaris Umum DPH Datuk M Nasir Penyalai, Ketua Umum MKA Al Azhar dan Sekretaris Umum MKA Datuk H Taufik Ikram Jamil. Penjelasan itu disampaikan Ketua Umum DPH Datuk Seri Syahril Abubakar kepada Independensi.Com, Kamis (12/10/2017) sore, di Pekanbaru.
Menurut Syahril Abubakar, Festival Lampion Zhong Qiu itu, merupakan tradisi warga Tionghoa yang tidak sesuai dengan visi misi Riau 2020 yang menjadikan Riau sebagai pusat budaya Melayu. Selain itu, festival lampion di acara makan kue bulan itu merupakan produk kebudayaan Tionghoa, yang bertolak belakang dengan tekad membangun Riau berbasis kebudayaan Melayu, serta cagon Riau The Homeland Of Melayu.
Kapitalis jejaring hartawan Tionghoa akan membuat ekspresi budaya mereka cepat berkembang di Indonesia, yang akan menghimpit budaya – budaya asli Nusantara. Karena itu dan berbagai pertimbangan lain, cukuplah bakar tongkang di Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir yang di hidupkan di Tanah Melayu, ujar Datuk Seri Syahril Abubakar.
Sebagaimana diketahui, Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman usai membuka Festival Lampion – Zhong Qiu (kue bulan) Sabtu (7/10) lalu mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Riau serta Kementerian Pariwisata, memperjuangkan Festival Lampion ini masuk dalam kalender iven tahunan Pariwisata Provinsi Riau bahkan iven nasional.
Statemen itu disampaikan Gubri usai membuka Festival Lampion yang saat itu didampingi Hj Sisilia Arsyadjuliandi Racman dan tokoh masyarakat Tionghoa Peng Suyoto. Namun niat baik Gubri itu mendapat protes dari LAM Riau yang menyatakan, acara itu ttidak sesuai dengan Visi Misi Riau 2020 yang akan menjadikan Riau sebagai pusat budaya Melayu.
Menanggapi protes LAM Riau itu, Gubernur Riau kepada sejumlah wartawan Kamis (12/10) mengatakan, gak apa-apa, surat itu kan tujuannya baik. Namun saya berkomitmen, akan tetap mengangkat potensi pariwisata lokal khususnya yang berkaitan dengan budaya Melayu. “Masalah surat itu, nanti akan kita jawab”, ujar Andi Rachman
Perayaan Festival Lampion – Zhong Qiu merupakan tradisi turun-temurun warga Tionghoa , digelar di Pekanbaru, Sabtu (7/10) malam. Dalam acara yang di ikuti Persatuan Tionghoa Islam Indonesia (PITI), dihadiri sekitar 2500 peserta. Dalam perayaan itu juga terdapat 4 buah lampion raksasa, dipusatkan di Kampung Tionghoa Melayu (KTM), tepatnya di Jl Karet Kecamatan Senapelan, Pekanbaru..
Widjadi Nauli Basa selaku panitia saat acara festival mengungkapkan, momen festival bisa meningkatkan rasa persaudaraan sekaligus memperkenalkan dan melestarikan tradisi Zhong Qiu.
Perayaan pertengahan Musim Gugur atau Zhong Qiu (Tiong Ciu dalam dialek Hokkian), merupakan salah satu perayaan penting dalam tradisi warga Tionghoa di seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu, kata Widjadi Nauli Basa. (Maurit Simanungkalit)