MALANG (IndependensI.com) – PT Pertamina Lubricants produsen pelumas dalam negeri terus berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri saat ini. Perusahaan yang bergerak di sektor pelumas otomotif dan industri ini meluncurkan program vokasi industri yakni “Enduro Goes to School” dengan menggandeng empat (4) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terpilih di Malang dengan total sebanyak 40 anak yang akan diikutsertakan dalam masa pendidikan khusus di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Singorasi Lawang Malang.
Dalam siaran pers PT Pertamina Lubricants yang diterima IndependensI.com di Jakarta, Senin (17/10/2017) menyebutkan, PT Pertamina Lubricants menyerahkan secara simbolis paket sarana pendidikan berupa tas kepada empat siswa perwakilan masing-masing SMK. SMK antara lain SMK 1 Muhammadiyah, SMKN 6 Malang, SMKN 7 Muhammadiyah dan SMK Putra Indonesia.
Sebagaimana diatur, kebijakan pemerintah telah memprioritaskan pengembangan program vokasi industri yang menitikberatkan integrasi pembelajaran disekolah kejuruan dengan praktik kerja di Industri. Sales Area Manager Retail Malang PT Pertamina Lubricants Mikael Renanda mengatakan, pihaknya menggandeng empat SMK yang tidak hanya fokus pada industri otomotif, namun juga ada yang fokus dibidang kimia.
Pemilihan itu, kata Mikael Renanda, karena kejuruan tersebut sangat dekat dengan core business PT Pertamina Lubricants. “Bagi mereka yang bekerja dipabrik pelumas, lab penelitian, maupun di dunia perbengkelan, kami memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam peningkatan kompetensi dan kualitas tenaga muda produktif Indonesia serta meningkatkan kesiapan mereka bekerja pada industri otomotif yang terus berkembang dan semakin menantang kedepanny,”kata Michael Renanda.
Dalam program “Enduro Goes to School” ini, 40 siswa SMK terpilih akan mengikuti kelas selama lima (5) hari di BLKI. Siswa akan diajarkan berbagai ilmu dan pengetahuan meliputi kewirausahaan dunia perbengkelan/otomotif, kemandirian wirausaha, teknis pemarasan, teknik otomotif oleh BLKI, capacity building oleh Komando Distrik Militer (KODIM). Di samping itu, tentunya teknik pelumas dan pelumasan pada kendaraan dan product knowledge yang akan diajarkan oleh tim technical specialist dan marketing dari Intergrated Lubrication Management Academy (ILMA) milik PT Pertamina Lubricants.
Selain itu, Sales Region V Surabaya juga akan mengajak siswa untuk lebih mengenal proses bisnis pembuatan pelumas Pertamina dengan melakukan kunjungan ke Production Unit Gresik, satu dari empat pabrik pelumas yang dimiliki oleh PT Pertamina Luricants.
“Kami berharap pembekalan ini dapat memberikan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat untuk mereka agar memiliki nilah tambah ketika memasuki dunia industri yang sebenarnya. Materi seperti kewirausahaan dan Ilmu pelumas dan pelumasan merupakan materi tambahan yang tentunya sangat vital dalam dunia otomotif,” tutur Mikael Renanda
Dalam hal pembinaan tenaga muda produktif Indonesia, PT Pertamina Lubricants juga memiliki program lainnya berbasis Corporate Social Responsibility (CSR) dan Creating Shared Value (CSV) yakni Enduro Student Program (ESP) yang telah berjalan di Cilacap, Gresik dan Blora. ESP berfokus pada sektor pendidikan berupa peningkatan pendidikan bidang otomotif sepeda motor dan kewirausahaan bengkel mandiri.
Menurut Mikael, ESP bertujuan untuk mencetak wirausaha tenaga muda produktif Indonesia di bidang otomotif khususnya dunia perbengkelan. Pada program ESP, peserta diberikan pelatihan teknik sepeda motor bersama Balai Latihan Kerja Industri (BLKI), praktek kerja (magang) dan mentorship oleh bengkel mitra binaan PT Pertamina Lubricants, pelatihan kewirausahaan, serta pendampingan usaha perbengkelan.
“Selain di Sales Region V, region lainnya seperti Jawa Tengah juga akan melakukan program vokasi industri link & match serupa dan menggandeng berbagai SMK lainnya. Semoga program vokasi industri link & match Enduro Goes to School ini dapat membantu siswa untuk mencari pekerjaan dengan daya saing yang lebih.” tutup Mikael Renanda. (kbn)