JAKARTA (Independensi.com) – Program revitalisasi Karamba Jaring Apung (KJA) yang digulirkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hingga saat ini mulai menuai hasil optimal. Hal ini ditandai dengan mulai dilakukannya panen hasil produksi di berbagai daerah.
Seperti diketahui, tahun 2017 KKP merevitalisasi setidaknya sebanyak 1.050 lubang KJA yang tersebar di berbagai sentral produksi budidaya. Revitalisasi KJA dilakukan dalam upaya optimalisasi KJA masyarakat yang semula tidak operasional agar kembali produktif.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangan persnya kepada Independensi.com, Rabu (22/11/2017), mengatakan bahwa program revitalisasi KJA telah mampu menghidupkan kembali aktivitas budidaya laut di berbagai daerah. Langkah, ini menurutnya menjadi angin segar bagi pengembangan budidaya laut ke depan.
“Revitalisasi KJA menuai keberhasilan di berbagai daerah. Saya dapat laporan dari lapangan dan bahkan testimoni langsung dari masyarakat, bahwa saat ini panen perdana mulai dilakukan. Intinya masyarakat sangat terbantu dengan upaya KKP dalam menggerakan kembali budidaya laut melalui program ini”, jelas Slamet.
Panen Perdana di Kepulauan Bintan
Semantara itu, keberhasilan program Revitalisasi KJA juga ditunjukkan dengan dilakukannya panen perdana di Kepulauan Bintan yaitu di KJA milik Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Maju Jaya, Desa Penaga, Bintan, Rabu.
Kegiatan panen tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya KKP dan Sekda Bintan.
Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya, Tri Hariyanto menyatakan, bahwa panen perdana ini merupakan bukti nyata keberhasilan program revitalisasi. Untuk itu ia menekankan agar keberhasilan ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif dalam mengangkat kembali perekonomian masyarakat di pesisir Bintan, umumnya Kepulauan Riau.
“Kami mengapresiasi upaya semua pihak dalam mensukseskan program revitalisasi ini khususnya pada BPBL Batam. Panen perdana ini kembali memberikan harapan pada masyarakat bahwa budidaya laut masih optimis untuk dikembangkan. Mudah-mudahan apa yang dilakukan hari ini bisa memberikan motivasi lebih bagi masyarakat untuk kembali menggeluti usaha budidaya laut ini ke depan”, kata Tri dalam keteranganya di depan ratusan pembudidaya yang hadir.
Tri menambahkan, program revitalisasi KJA merupakan bentuk upaya pemerintah dalam menstimulus kembali pengembangan budidaya laut di sentral-sentral produksi. Oleh karenanya, ia berharap animo masyarakat akan mulai bangkit kembali. Bahkan menurutnya, pihak KKP menargetkan ke depan investasi di bidang ini akan mulai masuk kembali.
“Kepulauan Riau, dan Bintan khususnya merupakan sentral budidaya laut nasional, dimana share produksi budidaya lautnya paling besar terhadap produksi perikanan secara nasional. Kami berharap dengan program ini usaha masyarakat akan kembali berkembang. Tidak hanya itu, kami berharap para investor dalam negeri kembali akan melirik Kepulauan Riau sebagai ladang bisnis budidaya laut”, pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Bintan yang diwakili oleh sekda bintan Adi Prihantara yang juga turut hadir, menyatakan apresiasinya atas keberhasilan program revitalisasi KJA. Menurutnya program ini secara langsung akan membawa pengaruh besar terhadap pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan khususnya budidaya laut di Kepulauan Bintan.
“Sejak dari dulu, Kepulauan Bintan dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumberdaya kelautan dan perikanan. Usaha Budidaya laut menjadi salah satu motor penggerak ekonomi masyarakat. Ke depan, saya yakin dengan dukungan seluruh pihak, usaha ini akan berkembang pesat, investasi masuk dan sudah barang tentu akan memberikan kontribusi terhadap pergerakan ekonomi Bintan”, jelas.
Sementara itu, hasil produksi kegiatan Revitalisasi KJA Tahun 2017 di Kota Batam dan Kabupaten Bintan mencapai 38,5 ton ikan bawal bintang dan kakap putih dengan nilai ekonomi lebih dari 1,9 milyar rupiah. Sedangkan untuk Kabupaten Natuna ditargetkan akan dilakukan panen pada pertengahan Tahun 2018 dengan target produksi sebesar 10 ton.
Untuk menjamin kesinambungan dan penguatan kapasitas usaha Pokdakan, pada tahun 2018 KKP melalui BPBL telah memfasilitasi kerjasama dengan berbagai pihak. Pihak yang sudah menyatakan kesediannya untuk mendukung usaha budidaya laut antara lain Bank Indonesia, dan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).