JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (30/11/2017) pagi, bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp13.510 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah relatif stabil dengan kecenderungan melemah menyusul masih adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.
“Optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjaga pergerakan rupiah. Kondisi itu akan menahan tekanan rupiah lebih dalam,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 sebesar 5,1-5,5 persen. Dengan gencarnya pembangunan infrastruktur, pasar optimistis target itu akan tercapai yang akhirnya dapat mendorong rupiah terapresiasi lebih tinggi.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa penguatan dolar AS relatif terbatas di tengah kekhawatiran investor terhadap kemungkinan tidak berjalannya pemerintah Amerika Serikat setelah Partai Demokrat menarik diri dari sebuah pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa mata uang di kawasan Asia bergerak melemah terhadap dolar AS, situasi itu menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah hari ini (30/11).
Ia mengatakan bahwa rupiah juga relatif dipertahankan kestabilannya oleh Bank Indonesia, artinya ruang pergerakan rupiah tampaknya terbatas sehingga permintaan dalam negeri tampaknya juga masih akan terbatas. (Ant)