JAKARTA (IndependensI.com) – Bertempat di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Menteri Andi Amran Sulaiman memfasilitasi pertemuan antara Bupati/Walikota dengan Perbankan hari ini Kamis tanggal 14 Desember 2017.
“Kami ingin mendorong peran aktif, serta sinergi antara Pemerintah Daerah dan Perbankan dengan Investor, dalam upaya akselerasi pengembangan peternakan sapi untuk mewujudkan swasembada daging sapi”, kata Mentan Amran Sulaiman.
Menurut Amran, tahun 2045 diperkirakan akan terjadi krisis pangan dunia, untuk itu Indonesia telah merancang menjadi Lumbung Pangan Dunia dengan fokus pada komoditas pangan strategis yang meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, gula dan daging sapi.
“Tahapan kerja untuk masing-masing komoditas telah disusun dan akan dilaksanakan secara konsisten, untuk mencapai target telah ditetapkan strategi oleh pemerintah”, ucap Mentan Amran.
Amran menyampaikan, berbagai program pembangunan pertanian sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan, yaitu produksi padi 2016 sebesar 79,1 juta ton GKG naik 11,7% dibandingkan 2014, produksi jagung 2016 juga naik 21,9%, bawang merah 11,3% dan cabai 2,3% dibanding 2014. Lebih lanjut dijelaskan, sejak 2016 tidak ada impor beras medium, cabai segar dan bawang merah konsumsi dan pada 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak. “Stabilitas harga sekarang dapat dicapai tanpa impor”, tandasnya.
Menteri Amran menyampaikan tekadnya merubah mindset yang dulunya selalu swasembada daging sapi, menjadi swasembada protein hewani. “Kita ingin membangun lumbung-lumbung protein asal ternak, seperti: ternak sapi, domba, kambing, ayam, itik, kelinci, burung puyuh, dan lain-lain”, ujar Menteri Amran. “Untuk itu pembangunan peternakan disesuaikan dengan keunggulam komparatif suatu daerarah yang disesuaikan dengan budaya”, ucapnya.
Amran mengatakan, pembangunan kedepan tidak hanya untuk mewujudkan food security dan food soveirgn, tapi juga ke arah community welfare. Lebih lanjut disampaikan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemisinan, maka pemerintah akan membangun daerah yang merupakan kantong-kantong kemiskinan.
Terkait dengan ketersediaan daging sapi, Amran mengatakan, Kementerian Pertanian telah menyelenggarakan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang merupakan kegiatan peningkatan produktivitas ternak sapi melalui Inseminasi Buatan.
“Berdasarkan laporan ISIKHNAS dapat kami sampaikan bahwa per tanggal 10 Desember 2017, realisasi IB sebanyak 3.720.791 ekor atau 93,02% dari target 4 juta ekor; dan bunting 1.653.103 ekor atau 55,10% dari target 3 juta ekor; serta telah lahir 709.697 ekor”, ungkap Amran.
Lebih lanjut disampaikan, strategi penting lainnya bagi upaya peningkatan produksi pertanian adalah investasi dan hilirisasi, sehingga dibutuhkan partisipasi swasta untuk membangun pertanian dalam bentuk investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
“Khusus usaha peternakan sapi memiliki karakteristik yang berbeda dengan ternak lainnya karena jangka waktu usaha yang panjang dan pembiayaan yang lebih besar”, kata Amran. “Untuk itu peran swasta sebagai investor yang berperan sebagai avalis maupun off-taker sangat diperlukan dalam mengembangkan kemitraan dengan para peternak. Hal ini mengingat sebagian besar peternak sapi adalah peternak kecil dengan skala usaha 2-3 ekor, sehingga harus didorong untuk dapat menciptakan korporasi peternak yang berorientasi bisnis dalam pengembangan usahanya”, ucapnya.
“Saya juga mengajak pihak perbankan dan asuransi, agar memberi perhatian khusus bagi sektor peternakan”, kata Amran. “Kita minta ada skim pembiayaan untuk pembibitan dan penggemukan sapi yang tentunya berbeda”, tandasnya.
Disampaikannya, Pemerintah telah memberikan program bunga bersubsidi dengan Kredit Usaha Rakyat. “Untuk itu, perbankan kita harapkan dapat meningkatkan penyalurannya mengingat penyaluran KUR untuk sektor pertanian baru mencapai 19,3% (35,2 triliun rupiah) dari total penyaluran nasional sebesar 182,6 triliun rupiah”, himbaunya.
Amran kembali menegaskan, Pemerintah selama ini telah hadir melalui regulasi dan deregulasi, pembinaan dan pengawasan. khusus dalam pengembangan peternakan sapi. “Saya berharap Bupati/Walikota berperan dalam penyediaan infrastruktur, penyediaan lahan dan kemudahan perijinan usaha, serta mendorong pihak swasta sebagai investor untuk menanamkan investasi dalam pengembangan usaha peternakan sapi”, kata Amran.
Amran menjelaskan, 1 juta ekor sapi diharapkan dapat terwujud di semua daerah, apabila ada pola kemitraan antara swasta dengan peternak. Dimana model pengadaan sapi dilakukan oleh swasta atau investor, pembiayaan dari bank, sedangkan pemerintah memberikan subsidi asuransi, sehingga sapi dapat menjadi jaminan dan peternak dapat membayar dengan cara mencicil ke Bank.
“Untuk itu perlu mengoptimalkan peran pembinaan dari pemerintah daerah dalam mendorong kemitraan antara swasta dengan peternak yang berkeadilan untuk kemajuan bersama”, pintanya.
“Saya ucapkan terimakasih atas kerjasama Pemerintah Daerah dan Pihak Perbankan yang telah mengimplementasikan kemitraan pada pengembangan ternak sapi”, kata Mentan Amran. “Saya optimis dengan kerja keras dan gotong royong kita semua mampu mewujudkan Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045, sehingga tercipta pembangunan yang lebih baik dan berkeadilan untuk mewujukan kesejahteraan rakyat”, pungkasnya.