JAKARTA (IndependensI.com) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengajak umat Kristiani untuk tidak lelah bekerja.
“Jangan pernah lelah bekerja di ladangnya Tuhan, jangan pernah lelah bekerja di ladang pengabdian masing-masing, apa pun profesinya, jangan pernah lelah bekerja untuk kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara,” ujar Eko Eko hadir pada perayaan Natal Oikumene Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan tema “Hendaklah Damai Sejahtera Kristus, Memerintah Dalam Hatimu”.
Perayaan Natal tersebut merujuk seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo,sehingga Mendes PDTT mengajak seluruh umat Kristiani di Indonesia agar jangan pernah lelah bekerja.
Selain itu, Menteri Eko meminta masyarakat, TNI, dan Polri untuk sama-sama mengawasi pemanfaatan dana desa.
“Transparansi pengelolaan dana desa salah satunya juga didorong oleh kian berkualitasnya pengawasan baik yang dilakukan oleh Satgas Dana Desa, aparat penegak hukum, hingga yang paling penting yaitu warga masyarakat itu sendiri,� kata dia.
Kendati demikian, dirinya meminta aparatur desa tidak takut dengan pola pengawasan terhadap pengelolaan dana desa. Dirinya menjamin jika tidak akan ada kriminalisasi terhadap para kepala desa yang mengelola dana desa.
“Jika ada kesalahan administrasi tidak akan ditindaklanjuti dengan proses hukum. Kondisi ini berbeda jika mereka melakukan penyelewengan dana desa untuk keuntungan pribadi. Pasti akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.” Sebelumnya, dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Alor, Mendes PDTT mengikuti acara deklarasi Alor bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur Laut.
“Alor yang awalnya sebagai daerah tertinggal dan terluar, dengan komitmennya berhasil menjadi kabupaten pertama di NTT yang tidak BABS lagi dengan pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) di desa-desa, Alor menjadi provinsi ke-enam yang berhasil masyarakatnya sadar akan sanitasi.” Dana desa dalam dua setengah tahun ini mampu membangun lebih dari 85 ribu unit MCK di seluruh Indonesia. Namun menurutnya kebutuhan MCK di seluruh desa-desa di Indonesia itu adalah 5 juta unit.
Dirinya mengungkapkan bahwa untuk memenuhi jumlah MCK tersebut butuh partisipasi aktif dari masyarakat, dengan cara meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat agar mereka ,mampu membangun MCK sendiri.
“Alor telah membuktikan berada di posisi terdepan berani mendeklarasikan 100 persen, warganya tidak lagi membuang air besar di sembarang tempat. Harapannya Alor bisa menjadi contoh di daerah lain juga,” harap Eko.